Ilmuwan China Bakal Uji Klinis Dua Obat COVID-19 Ini

Ilmuwan China Bakal Uji Klinis Dua Obat COVID-19 Ini

-Stavepb-Pixabay.com

CHINA, DISWAY.ID - Institut Penemuan Obat Kesehatan Global (GHDDI) diharapkan bisa memulai uji klinis untuk dua obat kandidat Covid19 tahun ini.

Varian Omicron juga masih menyerang kota-kota Cina, membuatnya lebih mendesak untuk menciptakan perawatan oral yang efektif dan nyaman untuk mengatasi varian dengan lebih baik.

Salah satu kandidat obatnya adalah GDI-4405 yang menargetkan protease 3CL yang sama dari SARS-CoV-2 dengan Pfizers Nirmatrelvir, yakni senyawa aktif dalam Paxlovid yang disetujui.

Obat tersebut baru-baru ini menerima persetujuan bersyarat untuk penjualan di pasar Cina.

BACA JUGA:Cara Mengatasi Kaki Dingin Ternyata Mudah Ikuti Tips Berikut Ini

BACA JUGA:Hanya 279 Orang, Jumlah WNA Masuk Palembang Menurun

Direktur Institut GHDDI dan Dekan Sekolah Ilmu Farmasi di Universitas Tsinghua, Ding Sheng baru-baru ini mengatakan bahwa tim peneliti yang dipimpinnya di Institut sedang mempercepat persiapan untuk pembuatan dan penerapan uji klinis pada GDI.

"Kami mengharapkan aplikasi untuk diajukan pada paruh kedua tahun ini di China dan AS dan uji klinis akan diluncurkan tepat setelah itu," kata Ding, dikutip dari laman Global Times pada Rabu (16/3/2022).

3CL, enzim yang memecah protein dan peptida, adalah protease utama COVID-19 yang diperlukan untuk replikasi virus.

Ini adalah target obat antivirus yang sangat baik. Pfizers Paxlovid, satu-satunya obat molekul kecil oral baru COVID-19 yang sangat efektif dan disetujui sejauh ini, juga menargetkan protease 3CL.

BACA JUGA:25 Mobil Tes Drive dari 13 Merek Mobil Menunggu di Jakarta Auto Week 2022

BACA JUGA:Rizky Febian Dapat Pelajaran Hidup Usai Terima Uang dari Doni Salmanan

Menurut Ding, timnya merancang dan mengidentifikasi senyawa kimia yang sama seperti di Paxlovid, yang mereka beri nama GDI-3549, pada tahun 2020.

Tetapi kandidat saat ini, GDI-4405, telah menunjukkan dalam beberapa percobaan penghambatan replikasi SARS-CoV-2 yang lebih kuat dengan bioavailabilitas dan profil keamanan yang baik, yang menempatkannya sebagai obat spesifik potensial yang lebih baik untuk pengobatan dan pencegahan penyakit menular terus menerus.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: