Cerita Jalal Si Penjual Roti: 17 Juta Warga Yaman Berjuang Memberi Makan Diri Sendiri

Cerita Jalal Si Penjual Roti: 17 Juta Warga Yaman Berjuang Memberi Makan Diri Sendiri

Sorang bayi warga Yaman, tampak terlihat kurus, ini akibat pasokan makanan yang mulai menipis. -Twitter/@kalal0long-

SANAA, DISWAY.ID - Ladang gandum di Yaman utara terbentang dari kejauhan. Tetapi jutaan warga negaranya dilanda ketakutan akan kelaparan.

Ya, kondisi Yaman kini sedang sudah tertatih-tatih di ambang kelaparan. 

Yaman yang dilanda perang khawatir akan kekurangan bahan makanan pokok karena pasokan gandung dari Ukraina terutama biji-bijian dunia terhenti.

BACA JUGA: Boris Johnson Mampir ke Ukraina Janjikan Modal Perang

Di toko roti Sanaa yang ramai, Mohammed al-Jalal dan stafnya menjual roti kecil kepada pelanggan yang membawanya pergi dalam kantong plastik merah.

”Tepung tersedia di pasar tetapi kami khawatir kekurangan karena perang antara Rusia dan Ukraina," kata Jalal dilansir Disway.id dari AFP.

Di provinsi Al-Jawf, yang berbatasan dengan Arab Saudi, para petani bekerja keras untuk memanen tanaman.

BACA JUGA: Rantai Pasokan Makanan Mulia Mengancam Shanghai 

Warganya menggiling gandum dan mengirimkannya terutama ke ibu kota, Sanaa yang dikuasai pemberontak.

Sebagian besar dari sekitar 30 juta orang Yaman tidak akan mencicipi produk buatan dalam negeri. 

Karena negara itu hampir seluruhnya bergantung pada impor makanan. Sepertiga pasokan gandum berasal dari Ukraina yang secara jelas dilanda perang.

BACA JUGA: Puluhan Warga Ukraina Timur Dilaporkan Tewas setelah 2 Roket Menghantam Stasiun Kereta Kramatorsk 

Di seluruh Timur Tengah dan Afrika Utara, orang-orang berjuang untuk mendapatkan bahkan kebutuhan pokok. 

Ini paling dasar mengingat melonjaknya harga makanan dan bahan bakar yang dipicu oleh invasi Rusia ke Ukraina pada Februari.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: afp