Boris Johnson Mampir ke Ukraina Janjikan Modal Perang

Boris Johnson Mampir ke Ukraina Janjikan Modal Perang

Perdana Menteri Boris Johnson melakukan kunjungan mendadak ke Kyiv, di mana dia bertemu dengan Volodymyr Zelensky, pada 9 April 2022. -The Ukrainian Presidential Press Service-

NEW YORK, DISWAY.ID - Rusia mengatur ulang komando serangannya di Ukraina dan menunjuk Jenderal, Alexander Dvornikov sebagai komandan tertinggi medan perang. 

Di saat yang bersamaan Inggris mengumumkan bahwa mereka akan mengirim rudal yang menargetkan pesawat, tank, dan bahkan kapal Rusia. 

Persenjataan perang akan ditempatkan di Slovakia, setelah negara itu menyerahkan sistem pertahanan udara jarak jauh S-300 kepada militer Ukraina, dengan restu Amerika Serikat.

BACA JUGA: Puluhan Warga Ukraina Timur Dilaporkan Tewas setelah 2 Roket Menghantam Stasiun Kereta Kramatorsk

Dukungan ini ditandai dengan kedatangan Perdana Menteri Ingris Boris Johnson ke Kyiv Sabtu 9 April 2022.

Boris Johnson bertemu dengan presiden Ukraina, Volodymyr Zelensky, dan membahas paket baru bantuan keuangan dan militer.

Zelensky meminta para pemimpin Barat lainnya untuk memberikan bantuan militer yang sama ke Ukraina dan menjatuhkan sanksi lebih lanjut terhadap Rusia.

BACA JUGA: Teori Konspirasi Kembali Muncul di Sela Invasi Rusia ke Ukraina, Ini Menjawab Rumor Roman Abramovich Diracun

”Negara-negara demokrasi Barat lainnya harus mengikuti contoh Inggris," kata Zelensky setelah bertemu dengan Johnson.

Upaya Johnson untuk mendukung Ukraina muncul saat kekhawatiran serangan gencar baru Rusia meningkat. 

Terlepas dari tentaranya yang besar dan kekuatan militer yang cukup besar, Rusia tidak dapat merebut Kyiv.

BACA JUGA: Kisah Elena, Terpisah dengan Buah Hati, Ditinggal Suaminya Berperang dan Dipaksa ‘Layani’ Tentara Rusia 

Rusia kini berusaha mempertahankan dominasinya di tenggara Ukraina, dan lebih ofensif dengan melibatkan separatis etnis Rusia lokal.

“Pasukan Rusia terus berusaha untuk menyusun kembali serangan, Mereka akan mengerahkan kembali kekuatannya dari timur laut Ukraina,” ungkap sebuah laporan dari Institute for the Study of War yang berbasi di Washington.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: reuters