Meluruskan Opini Yenny Wahid tentang Cak Imin, Membicarakan Etika Politik

Meluruskan Opini Yenny Wahid tentang Cak Imin, Membicarakan Etika Politik

KH Imam Jazuli Lc MA-Dok.Disway.id -Disway.id

Sikap Gus Dur menjadi keteladanan yang patut dicontoh kita semua hari ini. Sejak Gus Dur mempersilakan Kiai Aziz Mansyur menjadi Dewan Syuro PKB Cak Imin, dan sejak keputusan pengadilan melegalisasinya, maka PKB versi Gus Dur dan versi Cak Imin sudah tidak ada lagi. Mengungkit luka (konflik) masa lalu hanya dilakukan oleh mereka yang tidak siap menerima keputusan hukum dari negara dan dinamika politik internal NU.

Yenny Wahid mungkin punya tafsirnya sendiri tentang kepribadian Gus Dur. Tetapi Gus Dur adalah figur universal yang juga dimiliki umat, seperti Kiai Aziz Mansyur dan pengikut PKB Cak Imin. Keragaman tafsir pasti terjadi; Yenny merasa Cak Imin merampas PKB dari Gus Dur, sedangkan Kiai Aziz Mansyur sudah mendapatkan restu dari Gus Dur.

Keragaman tafsir hanya bermanfaat bila membawa berkah bagi umat, berkah persatuan warga Nahdliyyin, dan berkah kembalinya warga NU kepada PKB, seperti amanah Surat Tugas PBNU 925/1998. Spirit ulama-ulama generasi awal adalah menyatukan suara Nahdliyyin, dan menyalurkannya lewat PKB. Spirit inilah yang penting dijaga, bukan dipecah-belah dengan alasan apapun. Wallahu a’lam bis shawab. (*)

 

*) Penulis adalah Alumni Pondok Pesantren Lirboyo, Kediri; Alumni Universitas Al-Azhar, Mesir, Dept. Theology and Philosophy; Alumni Universiti Kebangsaan Malaysia, Dept. Politic and Strategy; Alumni Universiti Malaya, Dept. International Strategic and Defense Studies; Pengasuh Pondok Pesantren Bina Insan Mulia, Cirebon; Wakil Ketua Pimpinan Pusat Rabithah Ma’ahid Islamiyah (Asosiasi Pondok Pesantren se-Indonesia); Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Periode 2010-2015. 

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: