Kian Beringas, Rusia Gempur Ukraina dengan Rudal Peninggalan Soviet

Kian Beringas, Rusia Gempur Ukraina dengan Rudal Peninggalan Soviet

Para petugas pemadam kebakaran beristirahat sejenak selepas membantu evakuasi warga yang terjebak di salah satu gedung di Odesa, Ukraina, Jumat 1 Juni 2022.-Twitter/@InnaSovsun-Disway.id

ODESA, DISWAY.ID - Dilaporkan 18 orang tewas. Ini terjadi setelah rudal Rusia menghantam gedung apartemen dan dua kamp di dekat pelabuhan ODESA di Laut Hitam Ukraina, Jumat 1 Juni 2022. 

 

Gubernur wilayah Odesa Maksym Marchenko menyebutkan total korban tewas 18 dan 31 dirawat di rumah sakit dalam sebuah unggahan di Telegram. 

Dia mengatakan Rusia telah menggunakan rudal Kh-22 era Soviet, yang semuanya datang dari arah Laut Hitam.

BACA JUGA:Putin Ingin Penerbangan Rusia ke Bali Kembali Dibuka Pasca Bertemu Jokowi

Sementara Rusia membantah menargetkan warga sipil sejak menginvasi Ukraina pada akhir Februari dalam apa yang disebutnya operasi khusus untuk mendemiliterisasi tetangganya.

Sebelumnya Pejabat Ukraina mengatakan rudal Kh-22 yang ditembakkan oleh seorang pembom Rusia menghantam pusat perbelanjaan yang ramai di pusat kota Kremenchuk pada Senin, menewaskan sedikitnya 19 orang.

Serangan itu menuai kecaman dari para pemimpin Barat dan Paus, tetapi Rusia menolak laporan Ukraina, dengan mengatakan bahwa rudal itu telah menghantam sebuah toko senjata yang dipasok Barat di sebelah mal, yang menyebabkannya terbakar.

Seorang jenderal militer Ukraina pada Kamis mengatakan Rusia berusaha untuk menyerang militer dan infrastruktur penting dengan serangan rudalnya tetapi karena sering menggunakan rudal Soviet yang tidak akurat, hal itu menyebabkan hilangnya nyawa warga sipil yang signifikan.

BACA JUGA:Jokowi Bertemu Putin Rudal Rusia Tewaskan 17 Warga Ukraina

Dia mengatakan 202 rudal telah ditembakkan ke Ukraina pada paruh kedua Juni, meningkat 120 dari paruh pertama bulan itu. Dia memperkirakan bahwa 68 lokasi sipil telah diserang pada paruh kedua Juni.

Sementara itu pihak Rusia memanggil duta besar Inggris setelah menyinggung Rusia akan menggunakan senjata nuklir.

Kementerian Luar Negeri Rusia mengatakan protes keras telah disampaikan kepada Duta Besar Deborah Bronnert yang dinilai tidak sopan. 

Pernyataan Kemenlu Rusia itu menyebutkan bahwa Bronnert diberikan memorandum yang menyatakan bahwa retorika ofensif dari perwakilan otoritas Inggris tidak dapat diterima.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: