Ini Alasan Pertamina Naikan Harga BBM, Jerry Massie: Kalau Sudah Begini Berapa Harga Diri Pemerintah

Ini Alasan Pertamina Naikan Harga BBM, Jerry Massie: Kalau Sudah Begini Berapa Harga Diri Pemerintah

Ilustrasi: Bahan bakar minyak (BBM) -RedesainPinteres/@Behance-disway.id

JAKARTA, DISWAY. ID - PT Pertamina (Persero) melakukan penyesuaian harga bahan bakar minyak (BBM) Umum. Keputusan ini tertuang Kepmen) ESDM No. 62 K/12/MEM/2020.

Kepmen tersebut tentang Formula Harga Dasar Dalam Perhitungan Harga Jual Eceran Jenis Bahan Bakar Minyak Umum Jenis Bensin dan Minyak Solar yang Disalurkan Melalui Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum. 

Apa alasan PT Pertamina (Persero) mengerek naik harga BBM jenis Pertamax Turbo, Dexlite sampai Solar?  Jawabannya sederhana, kini Pertmana dihadapkan pada tantangan harga minyak mentah dan produk yang sangat tinggi. 

“Kita tidak menyamaratakan jumlah untuk seluruh daerah, tetapi disesuaikan, karena ada daerah yang solarnya tinggi, ada yang Pertalite-nya tinggi, ada juga Pertamax-nya. Ini kita coba lihat satu per satu dengan digitalisasi SPBU,” ungkap Direktur Utama PT Pertamina Nicke Widyawati dalam yang dilansir Disway.id.

BACA JUGA:Mayoritas WTP Berbau Suap? Jerry Massie: Orang Dalam BPK Harus Dievaluasi

PT Pertamina tetap menjaga pasokan minyak mentah, BBM dan LPG berada di level aman yang kini dapat dikontrol melalui sistem digital.

Nicke Widyawati menjelaskan kenaikan harga minyak yang sangat tinggi mengakibatkan beberapa negara mengalami krisis energi, sehingga Pertamina sebagai BUMN energi membuat perencanaan yang akurat.

Langkah ini untuk menyeimbangkan antara aspek ketahanan energi nasional dan kondisi korporasi.

Menurutnya, Pertamina bukan hanya menjaga pasokan secara nasional, tetapi juga per wilayah hingga SPBU, karena stok yang diperlukan untuk masing-masing wilayah berbeda untuk jenis produknya.

BACA JUGA:Ada Isyarat Koalisi Pilpres 2024 di Sela Safari Prabowo, Jerry Massie: Batu Tulis Sebagai Pengingat

Dengan peningkatan harga minyak dan gas, kata Nicke tantangan berat di sektor hilir adalah harga keekonomian produk meningkat tajam.

Bila dibandingkan dengan harga keekonomian, harga jual BBM dan LPG yang ditetapkan Pemerintah sangat rendah.

Per Juli 2022, untuk Solar CN-48 atau Biosolar (B30), dijual dengan harga Rp 5.150 per liter, padahal harga keekonomiannya mencapai Rp 18.150. Jadi untuk setiap liter Solar, Pemerintah membayar subsidi Rp 13 ribu.

Untuk Pertalite, lanjut Nicke, harga jual masih tetap Rp 7.650 per liter, sedangkan harga pasar saat ini adalah Rp 17.200.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: