Rusia Anggap Dolar dan Euro Toxic, Mau Transaksi Gunakan Rubel

Rusia Anggap Dolar dan Euro Toxic, Mau Transaksi Gunakan Rubel

Rusia anggap dolar dan euto toxic, serta mengambil keputusan untuk melakukan transaksi hanya menggunakan rubel.-ilust disway - freepik-

JAKARTA, DISWAY.IDRusia sudah tak mau lagi melakukan transaksi perdagangan serta hubungan ekonomi menggunakan mata uang dolar dan euro.

Hal terungkap setelah Rusia anggap dolar dan euro toxic, serta mengambil keputusan untuk melakukan transaksi hanya menggunakan rubel.

Deputy Head of the Department Rusia Alexander Pankin mengungkapkan bahwa sangat penting untuk beralih menggunakan mata uang lain dalam melakukan transaksi perekonomian terutama mata uang lokal.

Pankin juga menjelaskan bahwa Rusia tidak akan menggunakan dolar dan euro dalam hubungan komersial, ekonomi, dan investasi dengan mitranya.

BACA JUGA:Jangan Remehkan Manfaat Susu Kedelai Bagi Kesehatan Tubuh, Salah Satunya Bisa Cegah Anemia Loh

BACA JUGA:Tugas Bharada E Bukan Sebagai Ajudan Ferdy Sambo, Wakil Ketua LPSK Bongkar Semuanya: Dia Itu..

“Mata uang ini telah menjadi ‘toxic’ di tengah meningkatnya tekanan dari Barat terhadap Rusia,” jelas Pankin.

“Melawan tekanan geopolitik yang berkembang dari 'kolektif Barat', satu-satunya cara untuk menjamin hubungan perdagangan, ekonomi, dan investasi yang stabil antara Rusia dengan mitranya adalah menghindari penggunaan mata uang yang telah menjadi toxic, terutama dolar AS dan euro,” tambahnya.

“Untuk itu Rusia akan beralih menggunakan mata uang lainya yang dapat diterima oleh berbagai negara terutama dalam mata uang nasional," kata Pankin.

Diplomat itu mencatat bahwa sistem keuangan global saat ini yang dibangun oleh Washington telah terbukti tidak sesuai dengan kondisi tatanan dunia multipolar dan pada dasarnya telah menjadi instrumen untuk mencapai tujuan politik satu kelompok negara.

BACA JUGA:LPSK Terus Dampingi Bharada E di Setiap Agenda yang Dijalaninya: Kami Intens Berkomunikasi

BACA JUGA:Wow! Begini Penampakan Berkas Pelimpahan 4 Tersangka Kasus Pembunuhan Brigadir J, Bentuknya Tebal Banget

"Sangat jelas bahwa dalam kondisi saat ini Barat bermaksud untuk terus menyalahgunakan posisi istimewanya," lanjut Pankin. 

“Sangat menggembirakan untuk melihat bahwa banyak negara, memandang bahwa sanksi yang diterapkan kepada Rusia tidak sah,” paparnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber:

Berita Terkait