Mantan Presiden Srilanka Kembali Setelah Kabur Karena Krisis Ekonomi ke Thailand

Mantan Presiden Srilanka Kembali Setelah Kabur Karena Krisis Ekonomi ke Thailand

Gotabaya Rajapaksa mantan Presiden Srilanka kembali setelah kabur karena krisis ekonomi ke Thailand. -twitter @NyongesaSande-

JAKARTA. DISWAY.IDGotabaya Rajapaksa mantan Presiden Srilanka kembali setelah kabur karena krisis ekonomi ke Thailand pada Juli lalu.

Kedatangan mantan Presiden Srilangka ini dilaporkan oleh media lokal pada Sabtu dini hari meggunakan penerbangan komersial.

Sebelum ke Thailand, Rajapaksa sempat melarikan diri ke Maladewa pada 9 Juli, pergi ke Singapura dari sana dan menghabiskan beberapa minggu terakhir di Thailand dengan visa diplomatik. 

BACA JUGA:Sindiran Mantan Kabais TNI Sebut Komnas HAM Buat Kasus Brigadir J jadi 'Buram': Susah Dipercaya

BACA JUGA:Donald Trump Terancam Dipidana Setelah FBI Temukan 11.000 Dokumen Negara di Rumahnya

Rajapaksa terpilih sebagai Presiden pada 2019 dengan janji akan mendongkrak perekonomian negara dan memperkuat keamanan nasional setelah serangan bom yang diilhami oleh ISIL (ISIS) di gereja serta hotel yang menewaskan 270 orang pada Minggu Paskah tahun itu.

Krisis ekonomi di Srilanka mulai terjadi saat terjadinya kesalahan pemerindah yang melakukan pemotongan pajak secara drastis sehingga mengurangi pendapatan nasional dan menekan peringkat hutang.

BACA JUGA:Jelang Persib Vs Rans Nusantara: Marc Klok Ungkap Butuh Dukungan Bobotoh

BACA JUGA:Anak Buah Ferdy Sambo Nobar CCTV Pembunuhan Brigadir J, Sambo Sebar Ancaman

Selain itu pelarangan agrokimia disektor pertanian dengan dalih mempromosikan pertanian organik, dan pelepasan mata uang asing untuk mengendalikan nilai tukar secara artifisial menyebabkan krisis ekonomi terburuk dalam sejarah negara itu. 

Sri Lanka telah menangguhkan pembayaran utang luar negerinya, yang totalnya lebih dari 51 miliar dolar Amerika, di mana 28 miliar dolar Amerika harus dilunasi pada tahun 2027.

Dana Moneter Internasional mengumumkan pada hari Kamis lalu sebuah kesepakatan awal untuk memperpanjang 2,9 miliar dolar Amerika ke Sri Lanka selama empat tahun, asalkan ada jaminan dari kreditur negara untuk restrukturisasi pinjaman.

BACA JUGA:KDRT Bikin EP Selingkuh dari Bripda AP, Pernah Dipukul dan Diborgol

BACA JUGA:Duo Ferrari Dominasi FP2 Formula1 Belanda, Verstappen Alami Kerusakan Gerabox

Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News

Temukan Berita Terkini kami di WhatsApp Channel

Sumber:

Close Ads