Ternyata Ini Penyebab EP Selingkuh, Pengakuan Istri Polisi yang Digerebek Suami di Hotel Palembang
istri Polisi berinisial EP digerebek suami di Hotel kawasan Palembang -Sumeks.co-
PALEMBANG, DISWAY.ID-Istri polisi berinisial EP (23) yang digerebek suami sedang berselingkuh dengan pria lain di hotel bintang 5 di Palembang Sumatera Selatan, akhirnya membuat pengakuan.
Istri Bripda Ade Pratama itu mengaku baru dua kali bertemu dengan MI, 24, sang selingkuhan. “Yang pertama waktu kuliah 2018 lalu, terus yang kedua saat digerebek di hotel di Palembang,” kata EP.
MI sendiri adalah anak Kepala Desa Muara Sugihan, Kecamatan Air Sugihan, Kabupaten Banyuasin. MI merupakan mantan kekasihnya saat masih kuliah.
Menurut EP, dia nekat berselingkuh dengan mantan karena sering direndahkan suami. Dia juga menyebut suaminya sering menyakiti perasaannya. Itulah sebabnya, dia berbuat nekat untuk membuktikan kalau dirinya juga bisa mendapatkan pria lain.
BACA JUGA:Istri Polisi jadi Tersangka Aniaya ART Tidak Ditahan, Kapolres Bengkulu: Hanya Wajib Lapor
EP kini sudah dipulangkan setelah menjalani pemeriksaan selama 1x24 jam di Polsek Ilir Barat I. Perempuan berbadan langsing itu kini wajib lapor dua kali seminggu ke Polsek Ilir Barat I, Palembang.
Ibu muda satu anak itu menceritakan kondisi rumah tangga mereka sebelum dia bersama mantannya digerebek di hotel mewah di Palembang.
Menurut EP, sebelum menikah dia sudah merasa ada ketidakharmonisan dengan pihak mertua. Selain itu, dia juga menyebut ada tindakan kekerasan dari sang suami bahkan saat hamil 4 bulan.
"Sejak saya hamil empat bulan, tanda-tanda tindak kekerasan dari suami saya juga saya rasakan,” ujar EP. E
P bahkan sempat melaporkan tindak kekerasan suaminya itu ke polisi sebanyak dua kali, termasuk ke Unit Panduan Bid Propam.
BACA JUGA:Curhat Bripda Ade Pratama yang Pergoki Istrinya Selingkuh dengan CLBK 'Cinta Lama Belum Kelar'
"Di dalam mobil saya dianiaya. Mobil disetop di SPBU, lalu saya ditendang, dipukul menggunakan tangan kosong dan tangan saya diborgol. Itu gara-gara saya minta izin untuk mengurus nenek yang sakit di rumah saya,” ungkap EP. Saat itu, kondisi sedang pandemi dan tidak berani membawa neneknya ke rumah sakit karena takut akan divonis Covid-19.
"Awalnya saya diizinkan, tetapi setelah dua hari saya dijemput dan pamit dengan orang tua. Di rumah kontrakan, saya tidak mau turun karena tangan saya diborgol. Dia baru melepas borgolnya setelah masuk ke kamar,” kisah wanita yang lulusan kebidanan itu.
EP mengaku juga dia pernah berkesempatan memberi tahu kepada keluarga telah menjadi korban kekerasan yang dilakukan suaminya. "Saat itu, handphone Ade yang tertinggal saya pakai untuk mengirim foto-foto luka lebam di tubuhnya kepada bibinya. Keluarga saya langsung marah," ucap EP.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: sumeks.disway.id