Kematian Akibat Kanker Indonesia Meningkat 8.8 Persen, Perhompedin Jaya Beberkan Peran Tim Multidisiplin

Kematian Akibat Kanker Indonesia Meningkat 8.8 Persen, Perhompedin Jaya Beberkan Peran Tim Multidisiplin

Kematian akibat kanker Indonesia meningkat 8.8 persen, untuk itu Perhompedin Jaya beberkan pentingnya peran tim multidisiplin dalam menanggani pasien kanker. -Intan Afrida Rafni-

BACA JUGA:Tragedi Kanjuruhan, Presiden Madura United: PSSI Harus Bertanggung Jawab

Adapun berdasarkan data dari kementerian kesehatan memperkirakan pengobatan kanker sepanjang tahun 2019 adalah Rp 3 triliun atau 30,43 persen dibandingkan tahun 2016. 

Hal tersebut dikarenakan harga obat yang semakin mahal, oleh sebab itu Perhompedin Jaya menegaskan bahwa pentingnya peranan dan tanggung jawab tim multidisiplin.

"Diperlukan pengarahan khusus dari pemerintah agar tepat guna, berhasil guna, tidak terjadi penghamburan biaya karena harga obat dan berbagai prosedur diagnostik yang biayanya mahal," jelas dr. Arry yang dikenal sebagai dokter Spesialis Penyakit Dalam Hematologi Onkologi Medik.

BACA JUGA:PSSI Bentuk Tim Investigasi Tragedi Kanjuruhan, Ketum Turun Tangan, Penembakan Gas Air Mata DisoalBACA JUGA:Denise Chariesta Bocorkan Kelakukan Nakal Suami Artis 'Pemuas' Nafsu ke Anaknya: Masih Suka Mijit

Sebagai informasi, sistem kerja dengan tim multidisiplin (MDT) telah menjadi standar Internasional dalam pengobatan pasien kanker. 

Akan tetapi yang menjadi masalah dalam penanganan pasien kanker di Indonesia, yaitu jasa medik yang hanya diterima oleh pemberi layanan medik, sedangkan tim multidisiplin tidak. 

Padahal menurut Arry, tim multidisiplin yang sangat bisa menentukan proses pengobatan kanker.

"Untuk memecahkan masalah ini, hendaknya diajukan agar sebagian jasa medik, semisal 30 persen, dapat dialokasikan untuk tim multidisiplin terutama yang berperan aktif," kata Arry. 

BACA JUGA:Liga 1 2022/2023 Dihentikan Sementara, Kompetisi Tetap Jalan

BACA JUGA:Pertimbangkan Laga Malam Hari, PSSI Tegaskan Selalu Berkoordinasi

"Dengan demikian, pelayanan kanker oleh tim multidisiplin menjadi lebih optimal sesuai besarnya tanggung jawab MDT dalam penetapan program pelayanan medik yang tepat guna, berhasil guna, dan sesuai dengan prinsip farmakoekonomik," sambungnya. 

Arry berharap melalui kegiatan Roicam ini, para dokter bisa turut mengikuti perkembangan ilmu kedokteran khususnya pada penyakit kanker sehingga nantinya bisa diplikasikan langsung demi kepentingan pasien. 

"Besar harapan saya, dengan diselenggarakannya acara Roicam ini, para mahasiswa kedokteran, dokter umum, internis, IFO, dan juga KHOM akan senantiasa mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan terkini khususnya di bidang kanker sehingga dapat diaplikasikan untuk kepentingan pasien, masyarakat, bangsa, dan negara Indonesia yang kita cintai ini," tandasnya. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: