Suporter Hanya Mampu Lempar Sepatu, Komnas HAM: Melawan Dengan Ketidakberdayaan

Suporter Hanya Mampu Lempar Sepatu, Komnas HAM: Melawan Dengan Ketidakberdayaan

Komnas HAM ungkap suporter hanya mampu lempar sepatu kepada apparat. -Rafi Adhi Pratama-

Dalam penyelidikannya, pihaknya mengaku meminta beberapa keterang pihak yang terkait dalam tragedi tersebut. 

Mulai manajemen Arema, suporter hingga pihak keamanan.

Beka menambahkan dalam penyedilikan pihaknya juga melakukan permintaan keterangan ke manajemen dan pengurus Arema, pemain Arema, Bupati Malang dan jajaran, jajaran Brimob yang turun pengamanan, meminta keterangan jajaran Polres Malang.

BACA JUGA:Frenkie de Jong Kualat Pernah Tolak Tawaran Manchester United, Ujung-ujungnya Main di Europa League

BACA JUGA:Kocak! Barcelona Jadi Bahan Meme Usai Imbang Lawan Inter Milan di Camp Nou

“Tak ketinggalan mantan Kapolres, saksi dan korban di daerah Malang Raya, ke BPBD Kota Malang, Kabupaten Malang dan Kabupaten Batu, Panpel, securiti pertandingan," ungkapnya.

Komnas HAM yang dilaksanakan 8 hari dan ditemukan beberapa barang bukti, seperti dokumen pengamanan kepolisian, foto dan video asli dari korban juga didapat.

"Komnas HAM mendapat barang bukti dokumen pengamanan kepolisian, data korban dari sejumlah pihak, rumah samit, relawan dan keluarga korban, video dan foto orisinil dari korban, bagian senjata gas air mata yang sedang diuji laboratorium," ucap Beka.

Sedangkan Komisioner Komnas HAM lainnya, Choirul Anam juga menjelaskan beberapa point yang didapat dalam penyelidikan di Malang.

BACA JUGA:Bravo! Polisi Amankan Ribuan Miras Oplosan dari Warung Kopi di Kawasan Setiabudi: Dari Berbagai Jenis!

BACA JUGA:Aturan Baru, Arab Saudi Bolehkan Wanita Ibadah Umrah dan Haji Tanpa Mahram

"Pertama, fokus Komnas melihat bagaimana cara pengamanan dan pra kondisi pertandingan tersebut nyaman dan aman bagi suporter, kami mendapat banyak data dokumen rencana pengsmanan dari berbagai pihak, kepolisian, Aremania," terangnya.

Berdasarkan informasi yang didapat pihaknya, 20 menit usai wasit meniupkan peluit akhir pertandingan kondisi dinilai masih kondusif.

"Kedua 14 sampai 20 menit pasca peluit masih terkendali, pemain minta maaf ke Aremania, saat pemain menuju ruang ganti, beberapa Aremania datang memeluk pemain untuk memberi semangat, kita nilai 14 sampai 20 menit pasca peluit masih terkendali, memang ada suporter tapi memberi semangat," ucapnya sembari memegang kertas bukti data yang didapat Komnas HAM.

Berdarsarkan informasi yang timnya dapatkan, pada pukul 22.08 WIB pertama kali gas air mata ditembakan ke tribun daerah selatan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: