Jual Beli Parpol Kerap Terjadi Jelang Pemilu

Jual Beli Parpol Kerap Terjadi Jelang Pemilu

Suasana Ngopi Dari Sebrang Istana, Minggu 20 November 2022-Rafi Adhi Pratama-

Anggota Dewan Pembina Perludem, Titi Anggraini mengungkapkan bahwa politik jual beli terjadi karena adanya anomali di dalam sistem pemilu di Indonesia.

Dirinya mengambil contoh pada pemilu yang terjadi di Brazil, di mana sistem pemilu di Brazil juga menggunakan sistem serentak.

BACA JUGA:Luna Maya Ditawar Rp 600 Juta Untuk 3 Hari Kencan ke Luar Negeri, Reaksinya Bukan Kaleng-Kaleng

BACA JUGA:Jadi Nani Wijaya, Najwa Shihab Perankan Titisan di Film Sri Asih

“Brazil baru selesai pemilu, di sana ada 11 pasangan calon presiden dan wakil presiden. Indonesia, dengan sistem yang sama namun karena ada ambang batas pencalonan presiden yang angkanya berasal dari pemilu masa lampau menjadikan sistem presidensial rasa parlementer,” tuturnya.

Bagi Titi dengan adanya ambang batas pencalonan, sekuat apapun partai politik apabila persentasenya tidak sampai maka ruang transaksi politik akan selalu terbuka. 

“Terlebih masih ada 11 (sebelas) bulan lagi masyarakat akan terus disajikan berita mengenai pertemuan antar elit politik, dan selama itu pula kita tidak bisa mengakses apa isi pertemuan tersebut.” tandasnya. 

Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News

Temukan Berita Terkini kami di WhatsApp Channel

Sumber:

Berita Terkait

Close Ads