Waspada! Buzzer Merajalela Jelang Pemilu 2024, Ketum JMSI: Kinerja Jurnalistik Harus Profesional
Ketua Umum JMSI, Teguh Santosa menyampaikan pemaparannya pada diskusi media di KPU RI, Jakarta Pusat-Intan Afrida Rafni-
JAKARTA, DISWAY.ID - Ketua Umum Jaringan Siber Indonesia (JMSI), Teguh Santosa menyebutkan perkembangan media sosial harus diimbangi dengan kinerja jurnalistik.
Hal tersebut disampaikan langsung oleh Teguh Santosa saat memberikan paparannya dalam diskusi media dengan tema ‘Media sosial untuk optimalisasi tingkat partisipasi pemilih milenial’.
Melalui pemaparannya itu, ia mengatakan bahwa jurnalistik harus bisa bekerja secara profesional, khususnya dalam memberitakan Pemilu 2024, mengingat saat ini media massa tengah menghadapi tantangan yang cukup serius, terutama kepada media mainstream.
Menurut Teguh, banyak sekali media massa berbasis internet yang tersebar di dunia maya dan itu bisa mempengaruhi para pemilih milenial.
"Nah, bayangkan saja keruwetan media massa berbasis internet saja sudah hal tersendiri. Nah sekarang keruwetan di media sosial," ujar Teguh Santosa di Kantor KPU RI, Jakarta Pusat, Jumat, 25 November 2022.
BACA JUGA:Bareskrim Amankan Tersangka Dugaan Korupsi Kredit Proyek BPD Jateng
Dosen Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta itu pun juga mengatakan keruwetan perkembangan digital yang terjadi itu menjadi pekerjaan rumah bagi perusahaan-perusahaan media, khususnya media mainstream.
Tentunya, masalah tersebut menjadi tantangan tersendiri untuk KPU dalam Pemilu 2024. Salah satu tantangannya, yaitu peningkatan partisipasi pemilih milenial dalam pemilu 2024 di tengah gelombang perkembangan media digital yang terjadi saat ini.
Menurut Teguh, hal tersebut sangat membahayakan para pemilih milenial karena kebanyakan dari mereka, memperoleh informasi melalui media sosial.
“Kualitas demokrasi kita kan ditentukan oleh pilihan, one man one vote. Nah persoalannya, engine yang menggerakan generasi muda memilih itu juga persoalan," kata Teguh.
Dengan kondisi yang seperti itu, Teguh pun merasa khawatir lantaran banyak sekali jurnalis dadakan yang muncul dan tidak memiliki basik menulis atau bisa disebut Buzzer.
“Saya sih memerkirakan (menilai) buzzer dalam arti yang negatif itu mereka nanti akan menjadi kelompok pengganggu di bioskop,” imbuhnya.
BACA JUGA:BKKBN Provinsi Banten Resmi Buka Layanan KB dalam Bakti Kesehatan TNI AL
Oleh sebab itu, Teguh pun berharap media massa bisa menjadi wadah bagi semua informasi yang beredar dari media sosial, khususnya dalam Pemilu 2024.
Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News
Temukan Berita Terkini kami di WhatsApp Channel
Sumber: