Kampanye One Love Biang Kekalahan Jerman Vs Jepang, Dua Pemain Tolak Protes Pelarangan Penggunaan Ban Kapten Simbol LGBTQ

Kampanye One Love Biang Kekalahan Jerman Vs Jepang, Dua Pemain Tolak Protes Pelarangan Penggunaan Ban Kapten Simbol LGBTQ

Gestur tutup mulut yang dilakukan timnas Jerman sebelum bertanding melawan Jepang. -Twitter/@DFB_Team_EN-

JAKARTA, DISWAY.ID – Dua nama pemain timnas Jerman, Rudiger dan Gundogan disebut sebagai pihak yang tidak setuju dengan langkah Timnas Jerman memprotes pelarangan pengenaan ban kapten bertuliskan One Love yang merupakan simbol LGBTQ.

Hal itu diungkapkan oleh rekan mereka, Leon Goretzka dalam wawancara bersama media Jerman, Sport1.

Dalam wawancara tersebut, pemain Bayern Munchen itu mengaku kecewa karena rekan-rekannya tidak bisa menampilkan kekompakan ketika kalah dari Jepang.

Ucapan Goretzka itu senada dengan kabar yang menyatakan sempat ada keretakan di ruang ganti timnas Jerman.

BACA JUGA:Siap-siap, WhatsApp Segera Rilis Fitur Chat ke Diri Sendiri, Apa Kegunaannya?

BACA JUGA:Dipicu Uang Kembalian Kurang, Pria Inisial DP Nekat Pukul Petugas Wanita SPBU di Tanah Tinggi

Bahkan sebelum pertandingan melawan Jepang, para pemain Jerman sempat menggelar rapat.

Para pemain Der Panzer berkumpul untuk memutuskan langkah setelah keinginan mereka menggunakan ban kapten bertuliskan One Love tidak diperbolehkan oleh FIFA.

Pelarangan dari FIFA berkaitan dengan kondisi Qatar sebagai tuan rumah yang mayoritas penduduknya beragama Islam dan tidak mengakui hubungan sesama jenis.

Para pemain Jerman mencari cara untuk melakukan protes atas kebijakan FIFA tersebut dengan cara yang tidak akan membuat mereka terkena masalah.

BACA JUGA:Makin Canggih! WhastApp Punya Fitur Baru Bernama Temukan Bisnis, Apa Fungsinya?

BACA JUGA:BNI-TNE Siap Gelar Turnamen Golf Bergengsi di Indonesian Masters, Segini Total Hadiahnya!

“Saat ban kapten itu dilarang nyaris menjelang pertandingan, ada beberapa pemain yang kecewa dan frustasi sehingga ingin menunjukkan sesuatu,” kata Gundogan pada The Athletic.

“Kami berdiskusi bersama tim dan memutuskan untuk memakai gestur tutup mulut sebagai bentuk protes pada FIFA. Saat kita melakukan sesuatu, lakukan sebagai sebuah tim,” tambah kapten Manchester City tersebut.

Hal itu dikonfirmasi oleh pemain Jerman lain, Jonas Hoffman ketika diwawancarai oleh Sport1.

BACA JUGA:Bonus Atlet Asean Para Games Cair, Menpora: Kisah Rexus Ohee, Kisah Heroik

BACA JUGA:British School Jakarta Gelar Simposium Wellbeing, Dorong Terciptanya Lingkungan yang Positif

“Kami banyak membicarakan politik. Di sisi lain kami bilang bahwa kami harus fokus pada sepakbola. Itulah sebabnya kami berada di sini. Kami menyelesaikan masalah dengan mendiskusikannya,” ujar pemain Dortmund itu.

Dari hasil diskusi tersebut, gestur menutup mulutlah yang dipilih untuk mencerminkan ketidakpuasan timnas Jerman pada FIFA.

Gundogan menegaskan bahwa mulai saat itu, sepakbola haruslah tetap menjadi simbol perayaan dan kebahagiaan yang disebutnya sebagai hal paling penting.

Gundogan juga menyatakan bahwa bukan hanya dia yang tidak ingin berlarut-larut memprotes kebijakan FIFA dan ingin fokus pada sepakbola, melainkan juga Rudiger.

BACA JUGA:Arman Hanis Minta Majelis Hakim Hadirkan Lagi Adzan Romer di Persidangan, Ini Alasannya

BACA JUGA:Pelayanan Lambat, Walikota Surabaya Eri Cahyadi Marahi Petugas RSUD Soewandhie Hingga Banting Berkas

“Kami disini saat ini dan Qatar tentu merasa bangga bisa menjadi tuan rumah muslim pertama yang menggelar Piala Dunia. Saya juga berasal dari keluarga muslim, jadi komunitas muslim juga merasakan hal yang sama,” ujarnya.

Berbeda dengan Gundogan, Rudiger belum memberikan pernyataan apapun meskipun namanya disebut sebagai orang yang memilih fokus pada pertandingan.

Masalah di ruang ganti itu dianggap berpengaruh pada permainan Jerman ketika kalah dari Jepang.

Dalam pertandingan itu, Gundogan berhasil mencetak gol dari titik putih sedangkan Rudiger mendapat kritik pedas.

BACA JUGA:Ngeri! Oknum Polisi Todong Senjata Api ke Telinga Santri Gegara Rumahnya Dilempari Batu, Ternyata Tak Terbukti

BACA JUGA:Hasil Patologi Anatomi 4 Jenazah Kalideres Bantu Polisi Dalami Kondisi Psikologis Korban Sebelum Meninggal

Pemain Real Madrid itu dalam sebuah momen dinilai meledek pemain Jepang dengan caranya berlari yang tidak biasa.

Menanggapi isu tersebut, Rudiger membantah bahwa dia berniat mengolok-olok lawan dan berdalih bahwa dia berlari dengan cara seperti itu karena merasa kecepatannya lebih tinggi.

Timnas Jerman akan melakoni laga terakhir di grup E melawan Kosta Rika pada Jumat, 2 Desember 2022 pukul 02.00 WIB.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: sport1