Facebook Didenda 725 Juta Dolar AS Setelah Izinkan Cambridge Analytic Akses 87 Juta Akun

Facebook Didenda 725 Juta Dolar AS Setelah Izinkan Cambridge Analytic Akses 87 Juta Akun

Facebook didenda 725 juta dolar AS setelah izinkan Cambridge Analitic akses 87 juta akun.--

JAKARTA, DISWAY.ID – Pihak Facebook didenda 725 juta dolar AS setelah izinkan Cambridge Analitic akses 87 juta akun yang ada di Facebook beberapa tahun lalu.

Akibat hal tersebut tuntuan tersebut, pihak pengadilan menyatakan agar Meta selaku induk dari Facebook harus membayar denda hingga 725 dolar AS pada penggugat.

Gugatan yang berlangsung dari 2018 ini akhirnya diutuskan oleh pihak pengadilan pada Kamis 23 Desember lalu dan Facebook bayar denda 725 juta dolar AS setelah izinkan Cambridge Analytic akses 87 juta akun.

Denda yang harus dibayar oleh Facebok ini merupakan denda terbesar yang dibayarkan oleh perusahaan tersebut sepanjang sejarah berdirinya Meta dalam gugatan calss action atas pelanggaran privasi penggunaan media sosial.

BACA JUGA:Hakim Tegur Jaksa dan Kuasa Hukum, Tak Dapat Hadirkan Saksi serta Minta Libur Nataru

BACA JUGA:Perbedaan Bubur Ayam Diaduk dan Tidak Diaduk, Tim Mana yang Punya Tingkat Kecerdasan Emosional Lebih Tinggi?

Derek Loeser dan Lesley Weaver selaku tim kuasa hukum dari penggugat mengungkapkan jika penyelesaian ini merupakan salah satu sejarah dalam gugatan class action terhadap pelanggaran privasi.

Meskipun menyetujui membayar denda yang sebanyak 725 juta dolar AS yang di jatuhi oleh hakim federal di San Francisco, namun Meta tidak mengakui kesalahan mereka yang memberikan akses pada Cambrige Anaitic. 

Pihak Meta mengatakan bahwa keputusan untuk menjetujui tuntunan tersebut diambil demi kepentingan terbaik komunitas dan pemegang saham Meta.

BACA JUGA:Ini 5 Manfaat Senam Bagi Kesehatan Menurut Ilmu Pengetahuan, Bikin Badan Lebih Fresh!

BACA JUGA:Ranking Antipiretik

"Selama tiga tahun terakhir kami mengubah pendekatan terhadap privasi pengguna Facebook dan menerapkan program privasi yang komprehensif," kata Meta.

Cambridge Analytica sendiri saat ini sudah sudah tidak berfungsi, di mana pada waktu lalu perusahaan ini bekerja untuk kampanye kepresidenan Donald Trump tahun 2016.

Dalam mendukung kesusksesan Trump, Cambridge Analitic mendapatkan akses untuk melihat  informasi pribadi dari jutaan akun Facebook dalam pembuatan profil dan penargetan pemilih. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber:

Berita Terkait

Close Ads