Polemik WFH vs WFO, Pandangan Sosiolog: Semasa Saya, Belum Dikatakan Bekerja Kalau Nggak Ngantor

Polemik WFH vs WFO, Pandangan Sosiolog: Semasa Saya, Belum Dikatakan Bekerja Kalau Nggak Ngantor

Polemik WFH vs WFO di Indonesia-Negative Space-Pexels

JAKARTA, DISWAY.ID - Polemik kerja dari rumah dan kerja dari kantor kini mulai bergulir.

Ada yang menyebut bahwa kerja dari kantor atau WFO lebih baik, dan ada juga yang menilai kerja dari rumah bisa lebih efisien.

Sosiolog dan Guru Besar Fakultas Ilmu Politik dan Ilmu Sosial (FISIP) Universitas Airlangga (Unair), Prof. Dr. Sutinah, Dra., M.S menganggap adanya usul WFH karena dampak dari perubahan sosial yang baru-baru ini terjadi.

BACA JUGA:Gisel Tak Melarang Banyak Orang Mendoakannya Rujuk dengan Gading: Hidup Kita Tetap Jalan

Apalagi saat ini sudah sangat masif sekali era digital yang perkembangannya pun mulai meningkat drastis.

Zaman dulu, kata Dr. Sutinah, menyebut bahwa seseorang belum dikatakan bekerja apabila belum berangkat langsung ke kantor.

"Dulu semasa saya, bekerja itu adalah bekerja di kantor, orang tidak dianggap bekerja kalau tidak di kantor. Dan sekarang mengalami perubahan terutama setelah perkembangan IT," ujar Dr. Sutinah, sebagaimana Disway.id kutip dari laman resmi Unair pada Sabtu, 14 Januari 2023.

Akan tetapi Dr. SUtinah cukup mengerti adanya faktor khusus mengapa para karyawan lebih ingin bekerja dari rumah.

BACA JUGA:Tolak Perppu Nomor 2 Tahun 2022, Buruh Minta Balik ke UU Nomor 13 2003

Faktor yang dimaksud yakni efisiensi waktu, perasaan lebih produktif, dan tidak adanya gangguan yang memperlambat pekerjaan.

Terlebih para pekerja tidak lagi harus bermacet-macetan di jalan saat hendak menuju ke kantor di pagi hari.

"Bisa jadi ada orang yang ingin kerjanya pagi-pagi sekali. Namun ada juga yang ingin kerjanya malam karena sepi sehingga mereka tidak terganggu oleh suara atau mendengar hal lain," tukasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: