Kalahkan 7.000 Peserta, Bocah Kelas 2 SD Asal NTT Ini Raih Juara Kompetisi Matematika Internasional
Bocah kelas 2 SD asal NTT juara Matematika kelas Internasional-Foto/@viktorbungtilulaiskodat-
JAKARTA, DISWAY.ID -- Siswa kelas 2 SD asal Nusa Tenggara Timur (NTT) yang bernama Caesar Archangels Hendrik Meo Tnunay atau biasa disapa Nono berhasil meraih juara pertama dalam International Abacus World Competition 2022.
Diketahui, International Abacus World Competition 2022 merupakan kompetisi matematika dan sempoa tingkat dunia yang diselenggarakan oleh International Abacus Brain Gym (ABG).
Nono mengikuti lomba tersebut secara daring di usia 7 tahun pada periode Januari-Desember 2022. Bocah jenius tersebut mampu mengalahkan 7.000 peserta lainnya dari berbagai negara di dunia.
BACA JUGA:Terdakwa Kasus Penggelapan Dana Indosurya Divonis Bebas, Korban: di Mana Keadilan Negeri Ini
Dari akumulasi nilai Nono menduduki posisi pertama, posisi kedua diraih oleh peserta dari Qatar, dan posisi ketiga diraih oleh peserta dari USA.
Nono, siswa kelas 2 SD asal NTT ini menjadi satu-satunya siswa asal Indonesia yang mampu meraih peringkat pertama pada kompetisi matematika internasional semenjak ABG didirikan pada 2003 silam.
Caesar Archangels Hendrik Meo Tnunay atau sapaan akrab Nono, diketahui berusia 8 tahun dan merupakan siswa kelas 2 di SD Inpres Buaraen 2, Amarasi Selatan, Nusa Tenggara Timur (NTT).
Prestasi Nono ini turut diapresiasi secara langsung oleh Gubernur NTT, Viktor Bungtilu Laiskodat, melalui postingan di akun Instagram, @viktorbungtilulaiskodat.
BACA JUGA:Ingat! Pj Gubernur Heru Budi Prioritaskan Transportasi Umum Ketimbang ERP di Jakarta
“Saya senang dan bangga melihat anak seperti Nono atau Caesar Archangels Hendrik Meo Tnunay, siswa kelas 2 SD Inpres Buraen 2, Amarasi Selatan, yang meraih posisi pertama dalam kompetisi tingkat dunia Abacus Brain Gym tahun 2022 yang diikuti oleh sekitar 7000 siswa dari seluruh dunia”, tulis Viktor.
Ia juga menambahkan, “Nono membanggakan NTT juga dunia, yang tentunya tidak terlepas dari peran guru yang sangat penting dalam membangun anak yang cerdas dan mandiri”.
Menurut Viktor dalam postingannya, bahwa banyak anak-anak yang terlahir dari latar belakang biasa saja tetapi mereka bisa tumbuh menjadi luar biasa dan lebih berhasil dibanding anak-anak yang hanya cerdas di lembaga pendidikan saja.
Kenapa? Karena anak-anak yang luar biasa tersebut memiliki daya tahan yang luar biasa. Membangun anak menjadi manusia hebat bukan hanya intelektualnya saja, tetapi juga memiliki Adversity Quotient atau daya tahan terhadap tekanan.
BACA JUGA:KPK Cekal Windy 'Idol' ke Luar Negeri, Terkait Kasus Suap MA
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: