Menperin Optimistis Industri Manufaktur Tetap Ekspansif, Ini Alasannya
Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita -Istimewa/Disway.id-
Lebih lanjut, strategi yang akan ditempuh dalam upaya pendalaman struktur industri di tanah air, misalnya pemerintah akan mendorong pelaku industri untuk mengolah produknya lagi atau lebih meningkatkan nilai tambahnya.
"Contohnya, pengusaha yang sebelumnya hanya memproduksi kain akan didorong untuk mengolah kain tersebut menjadi pakaian sebelum masuk ke pasar," imbuhnya.
Selain itu, Kemenperin konsisten untuk mempermudah pelaku industri mendapatkan bahan bakunya, sehingga produktivitas bisa berjalan baik.
"Menjaga ketersediaan bahan baku ini salah satu faktor yang menyebabkan confidence dari industri kita naik," tutur Agus.
Menperin menambahkan, pihaknya juga terus memacu program Peningkatan Penggunaan Produk Dalam Negeri (P3DN). Sebab, upaya peningkatan belanja produk dalam negeri ini diyakini turut mengakselerasi pertumbuhan ekonomi nasional.
"Pada tahun 2022, sekitar Rp762 triliun dari APBN, APBD maupun BUMN telah dibelanjakan untuk produk-produk dalam negeri. Ini nilai yang sangat besar sekali. Dan, ini bisa menjadi kesempatan atau peluang bagi pelaku industri yang memiliki produk-produk dengan kualitas yang baik," tandasnya.
Kunci pertumbuhan ekonomi lainnya adalah peningkatan investasi.
"Pemerintah telah berupaya untuk memberikan kemudahan perizinannya. Kami juga mendorong pertumbuhan industri di luar Jawa, karena untuk mendukung pemerataan ekonomi,” ujar Agus.
Terkait capaian PMI manufaktur Indonesia pada Februari 2023, Jingyi Pan selaku Economics Associate Director S&P Global Market Intelligence mengatakan bahwa kondisi sektor manufaktur di Indonesia terus membaik pada laju stabil dan berkelanjutan pada bulan Februari.
"Permintaan domestik dilaporkan menguat yang mendukung pertumbuhan manufaktur output, karena permintaan asing masih dalam proses pemulihan,” jelasnya.
Aspek positif lain dari angka PMI manufaktur Indonesia yang masih ekspansif, yakni sudah berkurangnya hambatan pada rantai pasokan.
"Waktu pengiriman dari pemasok lebih pendek untuk pertama kali dalam satu tahun sementara inflasi biaya input juga mereda, keduanya menggambarkan tekanan dari sisi pasokan berkurang,” lanjutnya.
S&P Global mencatat, secara keseluruhan, sentimen bertahan positif di seluruh sektor manufaktur. Akan tetapi, penurunan kepercayaan diri bisnis ke posisi terendah dalam kurun waktu hampir tiga tahun sangat mengkhawatirkan.
Ini merupakan kunci agar kondisi lebih baik, termasuk permintaan asing, untuk membantu meningkatkan kepercayaan diri perusahaan.
Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News
Temukan Berita Terkini kami di WhatsApp Channel
Sumber: