Ponpes Al Zaytun Dikepung Ribuan Orang, Pendemo Singgung Kemenag Sampai MUI : Sesat Atau Tidak, Sampaikan !
Polisi dan massa dari Al Zaytun pun bertahan di dalam membentuk pertahanan ketika pendemo semakin mendekat, Kamis 15 Juni 2023-Instagram-
Karena itu, negara harus hadir untuk membuktikan apakah Al Zaytun sesat atau tidak. Kemudian mengambil tindakan.
“Sekarang lagi viral, rame. Katanya, Al Zaytun sesat. Tapi kita tidak menuntut Al Zaytun, bukan ranah kita. Tapi lembaga negara hadir hadir. Memastikan Al Zaytun itu sesat atau tidak. Ada organisasi MUI, silakan datang. Kalau tidak sesat sampaikan, kalau sesat fatwakan saja,” bebernya.
Yang kedua, kata dia, ada kementerian agama. Pihaknya menyindir pejabat kemenag yang seperti tidak berdaya saat datang ke Al Zaytun.
“Jangan kayak ayam kampung, datang ke sini malah melepes. Kalau ada yang salah, cabut izinnya. Al Zaytun ini sebenarnya lembaga apa? Pesantren kah? Sekolah kah? Dia menguasa tanah dari Sumedang, Indramayu, Subang, ribuan hektare,” bebernya.
Terkait penguasaan lahan tersebut, Carkaya mengaku tidak yakin keabsahan kepemilikannya. Sebab, ada dugaan membeli dengan cara yang tidak sesuai prosedur.
BACA JUGA:Saat UAS Marah Besar ke Panji Gumilang yang Ajak Santri dan Tamu Al Zaytun Ucap Salam Yahudi
"Karena kami tidak yakin itu tidak jelas kepemilikannya. Ada dugaan mereka membeli tanah pakai dokumen orang untuk membeli dan dihibahkan,” ungkapnya.
Hal lain yang dipertanyakan adalah terkait dengan pembangunan jembatan di tanah negara. Padahal tidak boleh dimiliki atau dikuasai, kecuali ada surat dari Kementerian ATR/BPN.
“Apakah itu ada suratnya? Mereka membangun galangan kapal, pelabuhan, katanya semacam jetty atau dermaga. Pertanyaannya, itu sudah ada izinnya belum? Rakyat, publik harus tahu. Surat-surat itu, harus ada kalau mau membangun. IMB dari Pemda Indramayu. Kalau tidak ada, suruh tutup oleh Satpol PP,” beber Carkaya.
Keberadaan dermaga, sambung dia, berkaitan dengan ZEE laut. Kemudian lokasinya sangat eksklusif dan mengundang kecurigaan.
“Jangan-jangan kalau jembatannya dibangun dan menyambung ke Al Zaytun, ada praktek TPPO. Kenapa begitu? Karena terlalu eksklusif. Orang luar tidak boleh tahu. Kawan-kawan yang di Eretan, di Sukra, kita boikot itu pembangunannya,” tegas dia.
Ditambahkan Carkaya dalam orasinya adalah dugaan petinggi Al Zaytun yang dilaporkan atas kasus pemerkosaan. Hal itu juga harus dibuktikan secara hukum apakah bersalah atau tidak.
“Yang viral lagi, seorang petinggi di Al Zaytun dilaporkan atas kasus pemerkosaan. Silakan buktikan kalah tidak salah, kalau salah penjarakan,” tegasnya.
Usai orasi, massa pun terpantau membubarkan diri sekira pukul 12.00WIB.
Sementara dari Al - Zaytun sendiri dikawal ketat pihak kepolisian. Panji Gumilang tidak menampakan diri.
Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News
Temukan Berita Terkini kami di WhatsApp Channel
Sumber: radarcirebon.disway.id