Jelang Tahun Politik, Hoaks hingga Disinformasi Bertebaran di Ruang Digital

Jelang Tahun Politik, Hoaks hingga Disinformasi Bertebaran di Ruang Digital

Literasi Digital jelang pemilu 2024-Istimewa-kominfo

JAKARTA, DISWAY.ID - Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) berkolaborasi dengan Gerakan Nasional Literasi Digital (GNLD) Siberkreasi menyelenggarakan kegiatan Gali Ilmu Literasi Digital bersama kelompok masyarakat dan komunitas di Kota Surabaya, Jawa Timur pada Minggu, 25 Juni 2023. 

Kegiatan ini diselenggarakan di Ballroom Palm Park Hotel, dengan dihadiri oleh 750 peserta dari kelompok masyarakat, komunitas, masyarakat umum, serta mitra-mitra terkait sebanyak secara luring.

Survei Indeks Literasi Digital Nasional yang dilakukan oleh Kemenkominfo dan Katadata Insight Center (KIC) pada tahun 2022 menunjukkan bahwa kapasitas literasi digital masyarakat Indonesia dinilai “sedang”, yaitu sebesar 3.54 dari 5.00. 

Berdasarkan hal tersebut, Kemenkominfo berkolaborasi dengan sejumlah komunitas dan kelompok masyarakat untuk melakukan literasi kepada masyarakat tentang materi yang didasarkan pada 4 Pilar Utama Literasi Digital, yaitu kecakapan digital, etika digital, budaya digital, dan keamanan digital.

BACA JUGA:Kasus BTS! Kuasa Hukum Yohan Suryanto Beberkan Kebobrokan Sistem Hukum Jika Eksepsi Ditolak

Dirjen Aptika Kementerian Komunikasi dan Informatika, Semuel Abrijani Pangerapan mengatakan, bahwa kita sudah masuk di tahun politik, maka kita juga harus terus meningkatkan kemampuan dalam literasi digital untuk dapat menciptakan ruang digital yang positif.

“Terlebih kita sudah memasuki masa-masa tahun politik di mana hoaks dan disinformasi bertebaran di ruang digital, maka dari itu literasi digital sangat krusial di era digital ini karena dapat memberi manfaat untuk kita dalam mengakses informasi dan memanfaatkan informasi dengan baik dalam ruang digital” ujar Semuel.

Kepala Dinas Komunikasi dan Informatika (Diskominfo) Jawa Timur, Sherlita Ratna Dewi Agustin yang menjelaskan fungsi program Klinik Hoaks dari Diskominfo Jawa Timur sebagai pelayanan bagi masyarakat dalam mencegah berita hoaks, 

“Ini adalah aplikasi yang dikembangkan oleh Pemprov Jatim untuk memberi ruang kepada kita untuk mengetahui atau mengecek apakah berita yang kita dapatkan itu berita fakta, hoaks, disinformasi atau ujaran kebencian," katanya.

BACA JUGA: Amanda Sempat Pingsan Saat Beri Kesaksian di Sidang Mario Dandy dan Shane Lukas

"Caranya nanti Bapak Ibu bisa kunjungi website Klinik Hoaks Jatim, nanti dalam waktu maksimal 24 jam tim kami akan menjawab dengan mengklarifikasi dari setiap permintaan yang masuk," sambungnya.

CEO Next Generation Indonesia, Khemal Andrias menyampaikan bahwa masyarakat harus memiliki modal yang cukup untuk melawan kejahatan digital seiring bertambahnya konten negatif yang bermunculan di sosial media. 

“Semakin meningkatnya durasi penggunaan sosial media, bisa jadi kejahatan digital juga ikut meningkat. Padahal sumber hoaks yang paling banyak itu adalah sosial media itu sendiri dan itu adalah sesuatu yang harus kita lawan bersama," ujar Khemal. 

"Jadi apa modalnya? Modalnya itu adalah CABE, yang dimana itu adalah dengan menguasai 4 pilar literasi digital yaitu Cakap, Aman, Budaya, dan Etika dalam bermedia digital," pungkasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: