Terancam Ditutup, Bos Bakso A Fung Ngurah Rai Langsung ke Bali Meminta Maaf
Tono, pemilik Bakso A Fung di bandara Ngurah Rai (kiri), Arya Wedakarna Suyasa, anggota DPD RI B65 Bali (kanan)-tangkapan layar-
JAKARTA, DISWAY.ID-- Tono yang merupakan pemilik gerai Bakso A Fung di Bandara Ngurah Rai langsung datang ke Bali untuk meminta maaf dan mengklarifikasi tentang viralnya video penghancuran property berupa piring dan mangkung yang tercemar masakan babi.
Pertemuan pemilik gerai Bakso A Fung Ngurah Rai dengan anggota Dewan Perwakilan Daerah (DPD) RI Provinsi Bali, Arya Wedakarna Suyasa ini berlangsung di Istana Mancawarna Tampaksiring, Gianyar, Bali, Jumat 28 Juli 2023.
BACA JUGA:6 Keputusan Rekomendasi DPD Bali Terhadap Aksi Bakso A Fung Pecahkan Mangkuk
“Pada hari ini beliau langsung menyampaikan di hadapan kami di Istana Mancawarna Tampaksiring terkait dengan klarifikasi manajemen tentang konten video visualisasi para karyawan menghancurkan piring-piring atau mangkuk atau property Bakso A Fung karena dikhawatirkan terkontaminasi dengan babi,” ujar Arya dalam video yang diunggahnya.
Tono, selaku pemilik gerai Bakso A Fung di bandara Ngurah Rai pun langsung mengklarifikasi sekaligus meminta maaf secara tertulis kepada Masyarakat Bali.
“Untuk kegaduhan yang ditimbulkan, kami dari manajemen memohon maaf atas ketersinggungan yang terjadi, di mana itu sangat tidak disengaja, dan bukan ada maksud apa-apa, kami memohon maaf,” ungkap Tono.
“Untuk selanjutnya mungkin kami akan instropeksi dan menegur tim kami juga yang sampai memviralkan atau mensyuting video yang sampai menyinggung,” tambahnya.
Pada kesempatan tersebut Tono pun berharap masalah ini bisa segera mereda dan tidak kemana-mana.
Video Penghancuran Mangkok Bakso A Fung Bikin Masyarakat Bali Tersinggung
Kemudian, Arya juga mengungkapkan bahwa Tono sudah menyampaikan surat permohonan maaf kepada umat Hindu khususnya kepada Masyarakat Bali tentang visualisasi penghancuran properti.
“Yang digaris bawahi bahwa kami yang sebagai wakil rakyat bersama beliau senagai pengusaha, kami tidak masuk ke dalam wilayah sertifikasi halal,” jelas Arya.
“Tetapi yang disayangkan itu hanyalah hanya visualisasi yang di mana kita ketahui bahwa mayoritas Masyarakat Bali adalah banyak yang hidupnya tergantung kepada pekerjaan yang terkait dengan baik itu peternakan babi, mau pun juga kuliner Babi, pengusaha kerupuk babi,” lanjutnya.
Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News
Temukan Berita Terkini kami di WhatsApp Channel
Sumber: