Susi Pudjiastuti Minta Maaf Setelah Bongkar Penyebab Tiket Domestic Lebih Mahal dari Internasional, Netizen: Ibu Kan Bukan KPK

Susi Pudjiastuti Minta Maaf Setelah Bongkar Penyebab Tiket Domestic Lebih Mahal dari Internasional, Netizen: Ibu Kan Bukan KPK

Menurut Susi harga tiket penerbangan domestic atau penerbangan dalam negeri lebih mahal karena ekonomi scalenya tidak cukup dan banyak biaya-biaya.-reza-

JAKARTA, DISWAY.IDSusi Pudjiastuti yang merupakan pemilik Susi Air mengungkapkan kenapa harga tiket domestik lebih malah dari harga internasional.

Menurut Susi harga tiket penerbangan domestic atau penerbangan dalam negeri lebih mahal karena ekonomi scalenya tidak cukup dan banyak biaya-biaya.

“Karena ekonomi scalenya tidak cukup. Kenapa???frekwensi tidak cukup, connectivity tidak bagus, biaya-biaya service yang tidak pake prinsip service,” tulis Susi di akun twitternya.

Menurut Susi dalam operasional penerbangan domestic terlalu banyak biaya mulai dari biaya landing, navigasi, avtur serta biaya lainnya.

BACA JUGA:Penembakan Karnaval Musim Panas di Pelabuhan Rotterdam, 3 Pengunjung Terluka

BACA JUGA:Satu Keluarga Saling Bacok, Parang Menempel di Leher Menantu

“Contoh, landing fee, navigasi fee, groundhandling fee, kordinasi fee .. fee fee fee lainnya,” tulis Susi.

“Bali airport landing feenya lebih mahal dari Selatar. Avtur yang mahal, lebih mahal dari luar negeri,” tambah Susi.

“Semua kemahalan dibanding harga di negara lain. Akhirnya lebih baik tidak ada penerbangan daripada dimurahkan atau dibebaskan biaya-biaya pendukung,” ungkap Susi.

Susi membeberkan alasan mahalnya biaya tiket penerbangan domestic ini menanggapi sebuah berita yang beredar dan mempertanyakan kenapa biaya tiket pesawat domestic lebih mahal dari tiket penerbangan luar negeri.

BACA JUGA:Abraham Samad Cecar Pimpinan KPK: Adalah Tindakan yang Dungu dan Memalukan

BACA JUGA:Anies Baswedan Jawab Pernyataan Luhut yang Tak Mau Perubahan: Itu Hanya Satu dari 4 Program Pembangunan

Penjelasan dari Susi ini mendapatkan komentar dari netizet yang menyebutkan terlalu banyak ‘middlemen’.

“Terlalu banyak middlemen bu. Yang diserahin mengelola bandara menyerahkan lagi ke pihak lain untuk menyediakan sarana prasarana,” tulis akun @BforBAM

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber:

Berita Terkait