Mendag Lutfi Ungkap Modus Tersangka Mafia Minyak Goreng

Mendag Lutfi Ungkap Modus Tersangka Mafia Minyak Goreng

Menteri Perdagangan Muhammad Lutfi --Instagram

Menteri Perdagangan (Mendag) Muhammad Lutfi pada rapat kerja bersama Komisi VI DPR RI mengatakan, akan mengumumkan tersangka terduga mafia minyak goreng (migor) pada Senin 21 Maret 2022. Pada kesempatan itu, Mendag Lutfi juga mengungkapkan modus mafia minyak goreng dalam mendistribusikan minyak goreng. 

“Saya sudah kasih semua data. Ini masih praduga tak bersalah, tetapi kita sudah temukan dan ini jumlahnya ribuan ton (penimbunan minyak goreng). Kami sudah laporkan kepada Polri lewat Kabareskrim, sudah mulai ditangkep dan periksa,” jelasnya, Kamis (17/03/2022) lalu.

Pernyataan itu merespons permintaan Anggota Komisi VI DPR RI Andre Rosiade untuk segera mengungkapkan siapa saja pelaku yang memainkan minyak goreng di pasaran, yang pada akhirnya menyebabkan kelangkaan pasokan dan harga tinggi.

“Saya serahkan kepada polisi biar mereka yang memutuskan proses hukum bisa berjalan. Hari Senin akan ada calon tersangka,” tambah dia.

Mendag Lutfi kemudian menjelaskan modus mafia migor dalam beraksi, salah satunya dengan cara mendistribusikan minyak goreng subsidi kepada industri. 

Modus lainnya, me-repacking minyak goreng curah menjadi minyak goreng premium. Terakhir, mengirim minyak goreng curah ke luar negeri.

“Ada tiga target yang akan ditetapkan hari Senin, Tiga-tiganya akan ada calon tersangka hari Senin. Nanti akan diumumkan hari Senin oleh polisi,” kata Lutfi.

Pada kesempatan sama, Lutfi juga menyebutkan bahwa ada tiga kota yang terindikasi menjadi ladang mafia minyak goreng. Kota tersebut adalah Medan, Sumatera Utara (Sumut); Surabaya, Jawa Timur (Jatim); dan DKI Jakarta.

Untuk di Medan sendiri, minyak goreng yang terdistribusi mencapai 25 juta liter. Dengan jumlah penduduk Medan yang sekitar 2,5 juta, artinya setiap orang seharusnya bisa mendapat 10 liter per bulan.

“Tapi saya cek ke supermarket, nggak ada itu minyak goreng,” jelas Lutfi.

Sementara itu, untuk Surabaya dan DKI Jakarta telah diguyur minyak goreng, masing-masing adalah 91 juta liter dan 85 juta liter.

“Spekulasi kita, deduksi kami, ada orang-orang yang mendapat, mengambil kesempatan dalam kesempitan. Pertama, industri ada di sana. Kedua, ada pelabuhan,” ujar dia.

“Kalau keluar dari pelabuhan rakyat 1 juta liter dikalikan Rp 8.000 saja, uangnya sudah Rp 8 miliar sampai Rp 9 miliar,” tandasnya. (jawapos/fajar/sumeks)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: