Indonesia Catatkan Surplus Neraca Perdagangan di Tengah Ekonomi Tidak Menentu

Menteri Perdagangan, Budi Santoso.-ist-
JAKARTA, DISWAY.ID - Di tengah-tengah menegangnya perang dagang antar negara atau ekonomi tidak menentu, Kementerian Perdagangan (Kemendag) mengungkapkan bahwa neraca perdagangan Indonesia pada April 2025 telah sukses mencatatkan surplus sebesar USD 0,16 miliar.
Menurut Menteri Perdagangan (Mendag), Budi Santoso, angka surplus periode April 2025 tersebut jauh lebih rendah dibandingkan surplus Maret 2025 yang sebesar USD 4,33 miliar.
“Walaupun cenderung tipis, capaian ini masih melanjutkan tren surplus untuk 60 bulan berturut-turut sejak Mei 2020,” jelas Mendag Budi kepada awak media secara daring, pada Selasa 10 Juni 2025.
BACA JUGA:Perkuat Ekonomi Daerah, Bank DKI dan Bank Maluku Malut Teken Kerja Sama
Kendati begitu, dirinya juga menambahkan bahwa secara kumulatif, surplus pada periode Januari - April 2025 masih jauh lebih tinggi jika dibandingkan dengan periode Januari - April 2024.
“Jika melihatnya secara kumulatif, surplus Januari April 2025 masih cukup tinggi karena tercatat sebesar USD 11,07 miliar, lebih besar bila dibandingkan dengan surplus Januari - April 2024 yang sebesar USD 10,13 miliar,” tutur Budi.
Di sisi lain, Mendag Budi menambahkan bahwa surplus nonmigas Indonesia juga disumbangkan perdagangan dengan beberapa mitra dagang.
Salah satunya adalah perdagangan dengan Amerika Serikat (AS) dimana Indonesia berhasil mencatatkan mencatatkan surplus USD 1,31 miliar, diikuti India USD 0,93 miliar, Filipina USD 0,72 miliar, Malaysia USD 0,51 miliar, dan Vietnam USD 0,39 miliar.
Angka ini juga didukung dengan total nilai ekspor Indonesia pada April 2025 mencapai USD 20,74 miliar. Menurut Mendag Budi, nilai ini turun 10,77 persen dibandingkan Maret 2025 (M-o-M).
BACA JUGA:Rano Karno: JKF 2025 Ciptakan Ekosistem Ekonomi Kreatif yang Berkelanjutan
“Penurunan nilai ekspor pada April 2025 bila dibandingkan dengan Maret 2025 terjadi akibat siklus tahunan libur Idulfitri dan penurunan harga sejumlah komoditas utama,” jelas Mendag Budi.
“Selain itu, ketidakpastian ekonomi dunia akibat kondisi geopolitik ekonomi turut menyebabkan permintaan sejumlah mitra dagang utama Indonesia melemah. Ekspor nonmigas negara ASEAN lain, yaitu Thailand, Vietnam, Malaysia, dan Filipina juga terpantau turun,” tambahnya.
Dari segi pangsa ekspor sendiri, kontribusi ekspor sektor industri pada April 2025 pengolahan Indonesia menjadi yang tertinggi dibandingkan sektor yang lain. Pangsa ekspor sektor industri pengolahan mencapai 81,48 persen dari nilai ekspor nonmigas Indonesia.
Meski begitu, nilai ini sedikit lebih rendah dibandingkan pangsa pada Maret 2025 yang sebesar 83,29 persen. Kemudian, sektor pertambangan dan lainnya berkontribusi sebesar 16,07 persen dan sektor pertanian sebesar 2,45 persen.
Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News
Temukan Berita Terkini kami di WhatsApp Channel
Sumber: