Prancis Bela Israel Atas Pengeboman Rumah Sakit Arab Al-Ahli di Gaza, Salahkan Roket Palestina

Prancis Bela Israel Atas Pengeboman Rumah Sakit Arab Al-Ahli di Gaza, Salahkan Roket Palestina

Puing Rumah Sakit Al-Ahli Arab yang terkena roket-screenshot/YouTube-

Presiden Perancis Emmanuel Macron mengarahkan DRM, yang biasanya tidak mempublikasikan pekerjaannya, untuk membagikan temuannya di tengah adanya konflik mengenai siapa yang melakukan serangan tersebut.

BACA JUGA:Bela Palestina, Warga Bahrain Lempari Gedung Kedutaan Israel dengan Bom Molotov

BACA JUGA:Niat Hati Ingin Menolong, Tapi Ini 3 Alasan Anak Palestina Sulit Untuk Diadopsi

Penilaian intelijen Prancis menambah banyaknya klaim dan kontra-klaim mengenai ledakan di rumah sakit tersebut, yang telah memicu protes di seluruh Timur Tengah .

Para pejabat Palestina menyalahkan ledakan itu akibat serangan udara Israel, sementara Israel mengatakan ledakan itu disebabkan oleh roket yang ditembakkan oleh kelompok bersenjata Jihad Islam Palestina, yang membantah bertanggung jawab.

Investigasi yang dilakukan Al Jazeera, berdasarkan rekaman video, meragukan pernyataan Israel bahwa kilatan cahaya yang terekam dalam siaran berita langsung disebabkan oleh roket yang salah sasaran dan menghantam rumah sakit.

Dewan Keamanan Nasional Amerika Serikat awal pekan ini mengatakan bahwa penilaian terkini mereka adalah bahwa Israel tidak bertanggung jawab atas ledakan tersebut.

Kementerian Kesehatan Gaza mengatakan 471 orang tewas dalam ledakan itu, jumlah korban tewas yang menurut Israel sengaja dibesar-besarkan.

BACA JUGA:Viral! Maskapai JAL Gagal Terbang Gegara Kelebihan Beban Angkut 27 Pesumo Jepang

BACA JUGA:Joe Biden Minta Miliaran Dolar Amerika Untuk Bantu Invasi Israel ke Gaza: Ini Investasi Menguntungkan

Sementara Badan intelijen AS memperkirakan jumlah korban antara 100 dan 300 orang.

Pada hari Jumat, PBB menyerukan penyelidikan independen atas ledakan tersebut.

“Jelas ada kebutuhan untuk penyelidikan, penyelidikan independen atas apa yang terjadi. “Harus ada akuntabilitas,”  kata Ravina Shamdasani, juru bicara Kantor Hak Asasi Manusia PBB, dalam konferensi pers di Jenewa.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: