Akademisi dari Universitas Mpu Tantular Ungkap Kritikan Kalangan Kampus Untuk Pemerintah Jokowi Sudah Tak Murni Aspirasi

Akademisi dari Universitas Mpu Tantular Ungkap Kritikan Kalangan Kampus Untuk Pemerintah Jokowi Sudah Tak Murni Aspirasi

Akademisi dari Universitas Mpu Tantular, Rony Hutahaean saat menghadiri diskusi yang digelar Komando Masyarakat Arus Depan (Komrad) Pancasila bertajuk 'Ramai Gerakan Civitas Akademik, Aspirasi Atau Orkestrasi?'.-Intan Afrida Rafni-

JAKARTA, DISWAY.ID - Akademisi dari Universitas Mpu Tantular, Rony Hutahaean menyebutkan gerakan kritik dari kalangan kampus terhadap rezim Presiden RI Joko Widodo atau Jokowi sudah tidak murni aspirasi.

Hal tersebut disampaikan langsung olehnya dalam diskusi yang digelar Komando Masyarakat Arus Depan (Komrad) Pancasila bertajuk 'Ramai Gerakan Civitas Akademik, Aspirasi Atau Orkestrasi?', Utan Kayu, Jakarta Timur, Kamis, 8 Februari 2024.

Lebih lanjut, dia pun menjelaskan bahwa kritikan tersebut bermula dari adanya pasangan calon presiden (capres) dan calon wakil presiden (cawapres) yang banyak berkomentar mengenai gerakan kritik dari para civitas akademika ini di momen jelang Pemilu 2024.

BACA JUGA:Lokasi Parkir Kampanye Akbar di JIS dan GBK, Dishub DKI Jakarta: Kami Siapkan 200 Bus TransJakarta

BACA JUGA:Lampion dan Barongsai Hiasi Ragunan, Dipadati Ribuan Pengunjung

"Awalnya saya rasa ini murni gerakan mahasiswa, suara dari guru-guru besar," kata Rony Hutahaean.

"Tapi, di pertengahan timbul kegaduhan bahwa ada paslon yang mengomentari secara berlebihan dan menyatakan dikatakan bahwa ini pemerintah berusaha mengintervensi beberapa kampus melakukan tandingan, nah disitu saya rasa ini sudah tidak murni lagi," sambungnya.

Lebih lanjut, kata Rony, sudah seharusnya para pihak yang terlibat dalam demokrasi 5 tahunan ini untuk tidak terlalu mempolitisasi gerakan kampus agar tidak terkontaminasi dengan muatan politis.

"Baiknya adalah dari tiga capres ini diam dan mengatakan ini adalah hak preogratif atau ini adalah mutlak suara dari guru besar yang dilindungi oleh Undang-Undang," jelas Rony Hutahaean.

BACA JUGA:Anies Silakan Semua Orang Boleh Datang Kampanye Akbar di JIS: Tapi Harus Tertib

BACA JUGA:Berburu Angpao hingga Lampion di Glodok Sambut Imlek, Segini Harganya

"Ini tidak, tapi malah ikut terlibat seakan membuat ini ramai. Ini yang menjadi dampak dan jadi tidak murni lagi aspirasi," tambahnya.

Meskipun begitu, Rony enggan membeberkan siapa pihak yang diduga menunggangi di balik masifnya gerakan kritik dari kampus, bahkan dia merasa bukan kapasitasnya untuk menjawab hal tersebut.

"Baiknya ditanyakan kepada guru besar, bisa ditanyakan ke mereka (yang mengkritik)," imbuhnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: