Pasien DBD di RSUD Tamansari Melonjak Naik, Didominasi oleh Pelajar SD dan SMP

Pasien DBD di RSUD Tamansari Melonjak Naik, Didominasi oleh Pelajar SD dan SMP

Staf Teknis Transformasi Kesehatan Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, dr. Ngabila Salama, MKM -disway.id/Ayu Novita-

JAKARTA, DISWAY. ID - Keterisian Bed Occupancy Rate (BOR) atau keterisian tempat tidur rawat inap di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Tamansari, Jakarta Barat melonjak naik. 

Kepala Seksi Pelayanan Medik dan Keperawatan RSUD Tamansari sekaligus Staf Teknis Transformasi Kesehatan Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, dr. Ngabila Salama, MKM menjelaskan tingkat keterisian tempat tidur melonjak naik, akibat dari tingginya pasien Demam Berdarah Dengue (DBD). 

" BOR atau keterisian tempat tidur rawat inap di RSUD Tamansari naik sekitar 20-30 persen dari 60 menjadi 80-90 persen selama bulan Maret 2024, dampak dari kenaikan kasus DBD. Sebanyak 70 persen kasus yang dirawat adalah pasien anak mayoritas usia SD dan SMP," ungkapnya pada Selasa, 2 April 2024. 

BACA JUGA:Mobil Tabrak Warung Tenda di Depan Kantor Polsek Cengkareng, Dua Orang Terluka

BACA JUGA:Pengakuan Saksi: Sebelum Ditusuk, Tersangka dan Korban Pembunuhan di Kelapa Dua Sempat Saling Pukul

Tetapi, dr. Ngabila memastikan tidak ada kasus kematian akibat gigitan nyamuk aedes aegypti di RS Tamansari. 

Ia mengungkapkan, peningkatan kasus DBD ini terjadi efek dari kemarau ekstrem panjang atau el nino pada Juli hingga November 2023 di Indonesia. 

" Musim hujan menyebabkan peningkatan kelembaban udara atau relative humidity (RH) meningkat dan nyamuk mudah berkembang biak," katanya. 

"Selain itu juga kontainer berisi air bisa menjadi tempat berkembang biak jentik. Tetesan air hujan juga menjadi media perkembangan nyamuk," sambungnya.

Menurutnya, pada April 2024 ini merupakan puncak adanya DBD, sehingga perlu menjaga kebersihan diri dan lingkungan sekitar dengan Pemberantasan Sarang Nyamuk Menguras, Menutup, Mendaur Ulang (PSN 3M). 

BACA JUGA:Samurai Milik Tersangka Pembunuhan Kelapa Dua Dibeli Sendiri

BACA JUGA:Motif Pembunuhan Wanita di Kelapa Dua Diungkap Kepolisian

Tak lupa ia menggencarkan G1R1J atau gerakan satu rumah satu kader jumantik dgn menunjuk petugas PSN (pemberantasan sarang nyamuk) di rumah oleh ibu atau bapak atau anak atau ART. 

Prinsipnya dilakukan selama 3 x 10 setiap jumat pagi. Artinya Jam 10 pagi dengan durasi 10 menit efektif dan selama minimal 10 minggu. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: