Ini Sejarah Halal Bihalal Setelah Sholat Idul Fitri, Bermula dari Pangeran Sambernyawa di Balai Istana

Ini Sejarah Halal Bihalal Setelah Sholat Idul Fitri, Bermula dari Pangeran Sambernyawa di Balai Istana

Ini Sejarah Halal Bihalal Setelah Sholat Idul Fitri, Ternyata Bermula dari Pangeran Sambernyawa di Balai Istana---Freepik

Tradisi Halalbihalal di Indonesia telah ada sejak zaman Mangkunegara I atau yang lebih dikenal sebagai Pangeran Sambernyawa.

Pada saat itu, setelah salat Idulfitri, Pangeran Sambernyawa mengadakan pertemuan antara raja, punggawa, dan prajurit secara serentak di balai istana untuk menghemat waktu, tenaga, pikiran, dan biaya.

BACA JUGA:Pelaku Penembakan MUI Mengaku Sebagai Tuhan, Wasekjen: Kejadian Saat Acara Halal Bihalal

Dalam pertemuan tersebut, tradisi sungkem atau saling memaafkan dilakukan. Semua punggawa dan prajurit dengan tata krama melakukan sungkem kepada raja dan permaisuri.

Inisiatif yang diambil oleh Pangeran Sambernyawa kemudian diadopsi oleh organisasi-organisasi Islam dengan istilah halal bihalal.

Halalbihalal menjadi momen yang penting bagi umat Islam untuk merajut kembali hubungan baik antar sesama.

Dalam tradisi ini, saling memaafkan dan berdamai menjadi fokus utama. Halalbihalal juga menjadi ajang untuk mempererat tali silaturahmi dan meningkatkan rasa persaudaraan di antara umat Islam.

BACA JUGA:Begini Asal-usul Halal Bihalal Lebaran, Ada Campur Tangan Bung Karno

Tradisi Halalbihalal juga bisa diinterpretasikan sebagai bentuk refleksi diri dan introspeksi dalam menjalani kehidupan sehari-hari. Memberi maaf dan memaafkan adalah nilai-nilai mulia yang harus ditanamkan dalam diri setiap individu.

Dengan memaafkan, seseorang dapat menyelesaikan konflik dan meraih kedamaian batin.

Dalam konteks modern, tradisi Halalbihalal juga berperan dalam memperkuat hubungan sosial dan kebersamaan.

Melalui tradisi ini, setiap individu diajak untuk meningkatkan sikap toleransi, mengedepankan perdamaian, dan membangun kembali hubungan yang harmonis dengan sesama.

Selain itu, Halalbihalal juga menjadi momentum untuk menumbuhkan etika interaksi sosial yang santun dan penuh kasih sayang.

Dengan saling memaafkan dan menyatukan hati, umat Islam dapat hidup berdampingan dengan damai dan harmonis.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: