Sejarah Berdirinya Sritex, Perusahaan Tekstil Terbesar se-Asia Tenggara yang Pailit
PT Sritex dinyatakan Pailit oleh Pengadilan Niaga Kota Semarang, Rabu, 23 Oktober 2024-instagram @Sritex -
JAKARTA, DISWAY.ID - Sritex atau PT Sri Rejeki Isman Tbk (SRIL) merupakan perusahaan tekstil terbesar se-Asia Tenggara.
Namun, belakangan ini terdengar kabar bahwa perusahaan tekstil ternama di Indonesia ini resmi dinyatakan pailit oleh Pengadilan Niaga Semarang dengan utang mencapai Rp24 triliun.
Keputusan pailit ini juga berdasarkan putusan perkara dengan nomor 2/pdt.Sus-Homologasi/2024/PN Niaga Smg pada Senin, 21 Oktober 2024 lalu.
BACA JUGA:Penyelamatan Karyawan Sritex Jadi Prioritas Kemenperin Pasca Dinyatakan Pailit
Perusahaan yang berbasis di Sukoharjo tersebut digugat oleh vendor, PT Indo Bharta Rayon karena polemik utang yang belum juga terbayar.
Sebelum dinyatakan pailit, Sritex telah menjadi salah satu ikon kebanggaan industri tekstil nasional, baik di pasar domestik hingga ke pasar global.
Lantas, seperti apa sejarah berdirinya Sritex hingga menjadi perusahaan tekstik terbesar di Asia Tenggara, simak informasinya di bawah ini.
sejarah Berdirinya Sritex
Nama Sritex sendiri muncul dari hasil kerja keras seorang pengusaha Tionghoa, H.M Lukminto.
BACA JUGA:Saran Ekonom Atasi Karyawan yang Terancam PHK Usai Sritex Dinyatakan Pailit
Sritex juga berawal dari sebuah usaha kios kecil yang dulu diberi nama UD Sri Rejeki di Pasar Klewer, Kota Solo yang didirikan tahun 1966 oleh Lukminto.
Mengutip dari situs sritex.co.id,pada tahun 1968, Lukminto membuka pabrik cetak pertamanya dengan menghasilkan sebuah kain putih berwarna di Solo.
Lalu, tahun 19878 Sritex langsung terdaftar dan terdata di Kementerian Perdagangan sebagai perseroan terbatas.
Usai membangun pabrik cetak, tahun 1982 Lukminto beralih untuk mendirikan pabrik tenun pertamanya.
Akhirny, seiring berjalannya waktu, perusahaan yang dikembangkannya makin pesat.
Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News
Temukan Berita Terkini kami di WhatsApp Channel
Sumber: