Peredaran Minyak Cong Palembang Semakin Vulgar, Masyarakat Desak Polisi Tegas

Peredaran Minyak Cong Palembang Semakin Vulgar, Masyarakat Desak Polisi Tegas

Minyak cong Palembang ditawarkan melalui media sosial.-tangkapan layar-

PALEMBANG, DISWAY.ID-- Meski penyelundupan minyak mentah atau minyak cong dari Palembang, Sumatera Selatan berkali-kali digagalkan aparat, tidak lantas membuat produsen jera.

Kondisi demikian terlihat semakin vulgarnya penjualan minyak cong di tengah masyarakat, seperti melalui media sosial.

Diketahui, beberapa penggerebekan tempat penampungan dan pengolahan minyak cong di Provinsi Sumatera Selatan dilakukan aparat.

BACA JUGA:Polri Buru WN Iran yang Jadi Otak Sindikat Penyelundupan 20.272 Ekstasi

Namun masih saja tidak menyurutkan nyali mereka untuk terus melakukan produksi minyak ilegal yang lantas diolah menjadi BBM (Minyak Standar Pertamina).

Hingga kini pengolahan minyak cong makin marak dan sudah menjadi sumber rupiah yang menggiurkan, karena banyak dibutuhkan industri-industri.

Tidak saja dari wilayah asalnya di Palembang, namun telah menyebar ke seluruh Indonesia. 

Penjualannya semakin terang-terangan dan didistribusikan hingga ke seluruh pelosok Indonesia. 

“Sekarang sudah berani berjualan melalui media sosial seperti tik tok hingga facebook,” ujar Zulkarnain, warga masyarakat sekaligus Pemerhati Lingkungan dari Sumatera Selatan melalui sambungan telpon, Selasa 14 Mei 2024.

BACA JUGA:Viral! Kondisi Rumah Sakit Indonesia di Gaza, Usai Diobrak-abrik Zionis Israel

Karenanya, Zulkarnain mendesak kepolisian, khususnya Polda Sumatera Selatan untuk segera menindak tegas tempat penampungan dan pengolahan minyak cong di wilayahnya.

“Harus ditindak tegas, tidak pandang bulu. Karena dalam hal ini tidak saja Pertamina yang rugi, namun masyarakat juga ikut dirugikan. Termasuk lingkungan yang ikut dirusak,” tutupnya.

Ketika ditelusuri di media sosial, praktik jual beli minyak mentah atau minyak cong dari Palembang, Sumatera Selatan ini memang menakjubkan.

Di facebook bahkan terlihat vulgar, karena penjual atau pembelinya berani mencantumkan nomor telpon.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: