Kemenkes Bentuk Tim Sanitasi dan Keamanan Pangan Jemaah Haji

Kemenkes Bentuk Tim Sanitasi dan Keamanan Pangan Jemaah Haji

Tim Sanitasi dan Keamanan Pangan melakukan Inspeksi Kesehatan Lingkungan (IKL) di katering dan pemondokan tempat jemaah haji.-kemenkes RI-

JAKARTA, DISWAY.ID-- Dalam rangka mengantisipasi ketersediaan pangan para jemaah haji asal Indonesia, Kementerian Kesehatan membentuk Tim Sanitasi dan Keamanan Pangan dalam penyelenggaraan Ibadah Haji tahun 1445 H/2024 M. 

Tim ini bertujuan memastikan pemondokan jemaah haji layak huni dan menjamin makanan bagi jemaah haji memenuhi syarat kesehatan sehingga layak untuk konsumsi. 

Tugas utama Tim Sanitasi dan Keamanan Pangan adalah melakukan Inspeksi Kesehatan Lingkungan (IKL) di katering dan pemondokan tempat jemaah haji. 

BACA JUGA:Menko PMK Muhadjir Effendy ke Makkah dan Madinah, Cek Fasilitas Jamaah Haji Indonesia

IKL ke pemondokan merupakan upaya pencegahan penyakit yang disebabkan oleh faktor lingkungan. IKL yang dilaksanakan berupa pengamatan dan pemeriksaan langsung terhadap lingkungan yang meliputi standar suhu, udara, pencahayaan ruangan, kebersihan lingkungan, serta pengolahan limbah.

”Seluruh pemondokan diperiksa dengan melihat beberapa kamar jemaah sebagai contoh. Temuan dari Inspeksi Kesehatan Lingkungan apabila terjadi hal hal yang tidak standar dilaporkan kepada pimpinan penyelenggaraan haji untuk dievaluasi,” ujar Kabid Kesehatan Haji dr. Indro Murwoko dalam keterangan resmi, dikutip Senin 20 Mei 2024.

Sejauh ini, pemondokan yang diperuntukan untuk jemaah haji terlihat nyaman dan jarak hotel ke Masjid Nabawi mulai dari 50 meter sampai sekitar 350 meter.  

Untuk pengawasan makanan jemaah haji, dipastikan makanan yang didistribusikan layak untuk dikonsumsi. Setiap hari, Tim Sanitasi dan Keamanan Pangan akan mendapatkan contoh makanan yang akan dikonsumsi oleh jemaah haji untuk diuji metode uji organoleptik yang meliputi pengujian rasa, bau, tekstur, dan warna.

BACA JUGA:Ini 6 Larangan Bagi Jamaah Haji saat di Madinah dan Makkah

Dengan pengujian ini, dapat dideteksi risiko kerusakan makanan sehingga bisa dihindari sebelum dikonsumsi oleh jemaah haji.

”Biasanya, saat jemaah haji memadati Madinah, sering kali terhambat pengantaran makanannya sehingga ketika sampai di pemondokan sudah melewati waktu makan dan tidak langsung dikonsumsi karena jemaah sedang berada di masjid," ujar Roedy selaku penanggung jawab Tim Sanitasi dan Keamanan Pangan.

"Lamanya makanan dikonsumsi dapat menyebabkan rasa dan tekstur yang berubah. Ini yang harus diantisipasi oleh pihak katering agar dapat datang tepat waktu walaupun keadaan sangat padat,” tambahnya.

Selain pada sampel makanan, IKL juga dilakukan pada penyedia jasa makanan atau katering. Pengawasan pada katering dimulai sejak penerimaan, penyimpanan, dan pengolahan bahan makanan, serta pengepakan makanan, hingga distribusi.

BACA JUGA:Jamaah Haji Diberi Waktu 15 Menit untuk Miqat di Bir Ali

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: