Indonesia-Tiongkok Sepakati Peningkatan Kerja Sama Ekonomi dan Industri
Indonesia-Tiongkok Sepakati Peningkatan Kerja Sama Ekonomi dan Industri-dok.Kemenperin-
JAKARTA, DISWAY.ID -- Hingga Mei 2024 ini, Kementerian Perindustrian (Kemenperin) masih terus berkomitmen mendorong peningkatan investasi di sektor industri.
Dalam mendukung upaya tersebut, Kemenperin melakukan upaya-upaya mempererat hubungan kerja sama ekonomi, salah satunya dalam koridor Regional Comprehensive Economic Partnership (Regional Comprehensive Economic Partnership).
RCEP merupakan perjanjian perdagangan bebas yang melibatkan sepuluh negara anggota ASEAN yaitu Brunei Darussalam, Kamboja, Indonesia, Laos, Malaysia, Myanmar, Filipina, Singapura, Thailand dan Vietnam dan lima negara mitranya.
BACA JUGA:Kemenperin Dorong Wirausaha Baru untuk Ekonomi Inklusif
BACA JUGA:Ekonomi Global Tidak Stabil, Kegiatan Usaha Industri di Indonesia Malah Mulai Terakselerasi
Perjanjian tersebut bertujuan untuk memperkuat rantai pasok kawasan, mendorong kemajuan UMKM dan kerja sama ekonomi, serta melibatkan perdagangan antar negara anggota RCEP.
Dalam pertemuan dengan Ketua RCEP Industri Cooperation Committee (RICC) RRT Mr. Xiu Ningning dan delegasi pelaku bisnis RRT pada Selasa (28/05).
Kemenperin menyampaikan keinginan untuk dapat meningkatkan perdagangan dan investasi antara Indonesia dan Tiongkok.
"Indonesia dan Tiongkok telah menjalin kerja sama dalam berbagai forum regional. Tiongkok merupakan mitra strategis bagi Indonesia sebagai mitra dagang dan juga sekaligus investor kedua Indonesia," Ujar Direktur Jenderal Industri Logam, Mesin, Alat Transportasi, dan Elektronika Taufiek Bawazier, yang mewakili Menteri Perindustrian dalam pertemuan tersebut.
BACA JUGA:Indonesia Berusah Mengisi Gap Consumption Per Capita, Melalui Peningkatan Purchasing Power
BACA JUGA:Proyek Bali Urban Rail, Menteri Investasi Dukung Hilirisasi Versi Pariwisata
Dengan 280 juta penduduk, Indonesia merupakan target pasar yang besar dalam menjalankan peluang bisnis. Selain itu, dapat juga dilihat betapa banyaknya bahan baku yang dimiliki oleh Indonesia.
"Dalam hal ini, Indonesia membutuhkan peran teknologi yang dapat membantu dalam pemrosesan bahan baku agar mendapatkan value added. Hal itu sangat penting dalam mendorong perkembangan industri di Indonesia," Jelas Taufiek.
Sementara itu, Ketua RCEP Industri Cooperation Committee (RICC) RRT Mr. Xiu Ningning menyampaikan bahwa banyak perusahaan Tiongkok yang ingin berinvestasi di Indonesia.
Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News
Temukan Berita Terkini kami di WhatsApp Channel
Sumber: