Israel Larang Hewan Kurban Masuk Gaza, Warga Palestina Tak Bisa Rayakan Idul Adha
Israel larang hewan kurban masuk Palestina--Pexels
JAKARTA, DISWAY.ID - Israel melarang hewan kurban masuk jalur Gaza.
Larangan masuknya hewan kurban membuat ratusan ribu keluarga di Jalur Gaza kehilangan kesempatan untuk merayakan Idul Adha.
Warga Palestina tak bisa melakukan ritual kurban sebagai bagian dari praktik keagamaan Islam, kata kantor media Gaza pada hari Sabtu seperti dikutip dari Middle East Monitor.
Dalam sebuah pernyataan menjelang Idul Adha, kantor tersebut mengatakan pasukan pendudukan melakukan kejahatan dengan mencegah masuknya hewan kurban.
Israel menutup semua penyeberangan Jalur Gaza, termasuk pendudukan dan penutupan penyeberangan perbatasan Rafah, dan penyeberangan Kerem Shalom.
Mereka menyebut larangan ini sebagai pelanggaran hak asasi manusia dan pengabaian total terhadap nilai-nilai kemanusiaan dan Islam.
BACA JUGA:Catat Waktu Terbaik Sembelih Hewan Kurban Idul Adha 2024 saat Hari H dan Hari Tasyrik
“Tanggung jawab moral dan hukum memerlukan intervensi serius dari komunitas internasional untuk menghentikan genosida dan menghentikan pelanggaran terang-terangan terhadap hak dan hak asasi manusia umat Islam,” tegas laporan tersebut.
Kantor media menganggap Israel dan pemerintah AS “bertanggung jawab penuh atas berlanjutnya kejahatan terhadap Islam dan terhadap rakyat Palestina.”
BACA JUGA:3 Pengedar Upal Diamankan, Diduga Akan Disebar saat Idul Adha
Hampir 37.300 warga Palestina telah terbunuh di Gaza, sebagian besar dari mereka adalah wanita dan anak-anak, dan lebih dari 85.000 lainnya terluka, menurut otoritas kesehatan setempat.
Lebih dari delapan bulan setelah perang Israel, sebagian besar wilayah Gaza hancur akibat blokade makanan, air bersih, dan obat-obatan yang melumpuhkan.
BACA JUGA:10 Promo Idul Adha 2024 Terbaru! Ada Burger Bangor, Mie Gacoan, hingga Kopi Kenangan
Israel dituduh melakukan genosida di Mahkamah Internasional (ICJ), yang dalam keputusan terbarunya memerintahkan Tel Aviv untuk segera menghentikan operasinya di kota selatan Rafah, tempat lebih dari satu juta warga Palestina mencari perlindungan dari perang sebelum perang terjadi. menyerbu pada tanggal 6 Mei.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: