KPAI Soroti Maraknya Kasus Penculikan Anak, Curigai Eksploitasi Seksual

KPAI Soroti Maraknya Kasus Penculikan Anak, Curigai Eksploitasi Seksual

Ilustrasi, Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) buka suara terkait banyaknya kasus penculikan pada anak.--Istimewa

Pertama, siswi SDN Pamulang yang diculik ketika pulang sendirian pada 5 Agustus 2024 lalu.

Ia pulang sekitar pukul 4 sore karena harus mengerjakan piket kelas.

"Di jam sepi itulah karena tidak ada keramaian siswa yang pulang. Menjadi target pelaku. Anak mengalami pelecehan seksual. Akhirnya anak di kembalikan pelaku. "

Kemudian korban kedua yang merupakan siswa SDN Jombang Ciputat mengalami hal sama pada 21 Agustus 2024.

Ia pulang sekolah sendirian sekitar pukul 16.30 WIB ketika kondisi sepi dan tiba-tiba diculik oleh pengendara motor saat melewati jembatan.

Malam harinya, korban dikembalikan ke orangtua.

BACA JUGA:Beda Keterangan dengan Polisi, KPAI Sebut Ada 7 Pelajar Ditangkap saat Demo di DPR

Korban ketiga KFA (11 tahun) bersama temannya dibawa pengendara motor dengan alasan diminta membantu ambil koper.

"Kemudian pelaku menyandera 1 anak, yang dikuasai pelaku dalam 1 hari, kemudian dikembalikan ke musholla tak jauh dari rumah korban."

Meski motif kasus ini belum terungkap, pihaknya mencurigai adanya kejahatan seksual pada kasus pertama dan kedua. Kemudian, bisa jadi peristiwa ketiga pelaku masih sama.

Mirisnya, peristiwa ini juga dialami oleh remaja disabilitas N (15 tahun) yang diculik oleh gurunya sendiri dengan motif dijanjikan sejumlah uang oleh 2 pelaku.

"Dengan anak dibawa ke Kemang, diberikan ke 2 orang dan di bawah penguasaan 2 hari. Anak menyatakan diminta mengganti baju. Dan setelah itu dipulangkan."

BACA JUGA:Gawat! KPAI Ungkap Banyaknya Daycare di Indonesia Belum Kantongi Izin

Jasra mencurigai dua kemungkinan yang terjadi pada anak korban penculikan tersebut, yakni eksploitasi ekonomi, bisnis pornografi untuk dipasarkan di industri pedofilia, dimana pasar pornografi itu menuntut eksploitasi seksual anak.

Begitu juga pernah terungkap di media, penculikan anak yang disebabkan motif penjualan organ, menyandera untuk meminta tebusan, perebutan kuasa asuh, dan eksploitasi ekonomi dengan menjadikan pengemis.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: