Bukan Sesar Garsela, Gempa Bumi Bandung Dipicu Patahan Aktif yang Belum Terpetakan

Bukan Sesar Garsela, Gempa Bumi Bandung Dipicu Patahan Aktif yang Belum Terpetakan

BNPB mengumumkan gempa dangkal berkekuatan 5,0 skala Richter yang mengguncang Kabupaten Bandung, Jawa Barat, pada Rabu, 18 September 2024.-tangkapan layar-

JAKARTA, DISWAY.ID-- Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mengungkapkan ikhwal gempa bumi berkekuatan 5,0 skala Richter yang mengguncang Kabupaten Bandung, Jawa Barat, pada Rabu, 18 September 2024.

Diungkapkan Kepala Pusat Data, Informasi, dan Komunikasi Kebencanaan BNPB Abdul Muhari, gempa tersebut disebabkan oleh patahan aktif yang belum terpetakan.

"Diprediksi terjadi di Sesar Garsela, tetapi ketika dilakukan pemetaan dan data gempa susulan kemungkinan gempa ini terjadi pada sesar yang belum terpetakan," kata Abdul saat Presskonferens melalui Zoom pagi WIB.

BACA JUGA:Jumlah Korban Gempa di Kabupaten Bandung, 81 Orang Luka-luka Tertimpa Runtuhan Bangunan

Abdul Muhari menyatakan gempa yang terjadi Rabu tersebut bukan dipicu oleh salah satu segmen Sesar Garsela, maupun akibat Sesar Lembang.

Diketahui, Sesar Garsela memiliki 2 segmen yaitu segmen Kencana dengan panjang 17 kilometer dan segmen Rakutai dengan panjang 19 kilometer.

"Ada dua segmen Sesar Garsela, distribusi gempa pertama dan susulan bukan sesar aktif Garsela, juga tidak Sesar Lembang," ujarnya.

Ia mengungkapkan kejadian gempa tersebut menjadi perhatian penting bagi pihaknya untuk melakukan investigasi terhadap patahan yang belum terpetakan tersebut guna mengurangi potensi jatuhnya korban jiwa.

Selain itu, ia menyebutkan masih menunggu keterangan dari Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) dan Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) untuk memastikan patahan mana yang menjadi penyebab gempa yang terjadi pada hari Rabu kemarin.

BACA JUGA:Sesar Garsela Picu Gempa di Bandung Hari Ini, di Mana Lokasi dan Aktivitasnya

"Untuk melihat kembali dari sisi penelitian guna mengidentifikasi sesar darat aktif yang belum terpetakan dengan baik," ungkap dia.

Abdul menyebutkan masih ada kemungkinan gempa susulan. Oleh karena itu, pihaknya mengimbau masyarakat untuk tetap waspada. 

Bagi masyarakat yang rumahnya tidak layak huni agar mengungsi ke tempat pengungsian yang telah ditentukan.

"Masyarakat merasa mungkin rumahnya tidak cukup kuat untuk ditempati terlebih masih ada gempa susulan. Untuk sementara waktu sebaiknya tinggal di tempat pengungsian," imbuhnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber:

Berita Terkait

Close Ads