PTPN III dan Pupuk Indonesia Bukukan Laba Tinggi, Perkuat Komitmen Capai Ketahanan Pangan dan Kesejahteraan Petani

PTPN III dan Pupuk Indonesia Bukukan Laba Tinggi, Perkuat Komitmen Capai Ketahanan Pangan dan Kesejahteraan Petani

PTPN III dan Pupuk Indonesia Bukukan Laba Tinggi, Perkuat Komitmen Capai Ketahanan Pangan dan Kesejahteraan Petani-PTPN-

Pengurangan subsidi atau kenaikan harga pupuk, lanjut Panji, dapat berdampak pada pengurangan volume penggunaan pupuk, yang pada akhirnya menurunkan produktivitas tanaman pangan hingga 0,5 ton per hektar. 

Penurunan produktivitas ini bisa berdampak pada ketergantungan impor beras.

Sementara itu, Handoko Hendroyono menekankan pentingnya kreativitas dan budaya dalam mendukung ketahanan pangan di Indonesia

Dia menjelaskan sektor pangan tak hanya soal produksi dan distribusi, tetapi juga harus melibatkan elemen budaya dan narasi kreatif.

“Narasi ini penting untuk memberi nilai tambah pada setiap produk, termasuk yang berkaitan dengan pangan,” ujarnya.

BACA JUGA:Wujudkan Ketahanan Pangan, Heru Budi Serahkan Bantuan Pupuk dan Bibit Poktan di Jagakarsa

BACA JUGA:Daftar Lokasi Parkir Konser Bruno Mars di JIS, Ada di Kawasan Ancol hingga Lapangan ITF

Handoko, yang juga dikenal melalui gerakan Filosofi Kopi, menyampaikan bahwa salah satu cara untuk menciptakan nilai tambah dalam rantai pasok pangan adalah dengan menghubungkan aspek budaya dengan ekosistem lokal. 

Dia mencontohkan bagaimana kopi, yang memiliki keanekaragaman geografis di Indonesia, dapat diangkat menjadi simbol budaya yang kuat.

“Melalui narasi kreatif, kita bisa mempromosikan kopi sebagai lebih dari sekedar komoditas. Ini tentang bagaimana kita menyampaikan cerita di balik kopi itu,” terangnya.

Handoko juga menggarisbawahi pentingnya pendekatan yang lebih luas terhadap ketahanan pangan, yaitu dengan melibatkan kreativitas dan kolaborasi antar berbagai sektor. 

Menurutnya, inovasi terbuka (open innovation) yang melibatkan publik dan berbagai pelaku industri bisa menjadi solusi untuk menghadapi tantangan pangan di masa depan. 

“Ketahanan pangan bukan hanya tanggung jawab sektor pertanian, tapi juga sektor kreatif, teknologi, dan budaya.” pungkas Handoko.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: