SPI Sebut 10 Tahun Pemerintahan Jokowi 16 Juta Orang Jadi Petani Gurem
Serikat Petani Indonesia (SPI) menggelar aksi unjuk rasa di kawasan Patung Kuda, Gambir, Jakarta Pusat--Cahyono
JAKARTA, DISWAY.ID - Serikat Petani Indonesia (SPI) menyebut, selama 10 tahun pemerintahan Joko Widodo (Jokowi) sebanyak 16 juta orang menjadi petani gurem.
Hal itu dikatakan Ketua Umum SPI Henry Saragih saat berunjuk rasa di kawasan Patung Kuda Arjuna Wiwaha, Jalan Medan Merdeka Barat, Gambir, Jakarta Pusat pada Selasa, 24 September 2024.
Sekedar informasi, petani gurem adalah petani yang mengolah lahan kurang dari 0,5 hektar.
"Sekarang jumlah petani gurem meningkat selama 10 tahun terakhir ini. Sekarang jumlahnya sudah 16 juta orang lebih. Artinya ada kenaikan lebih 2 juta orang yang dulunya dia petani yang tanahnya cukup untuk bertani sekarang menjadi berkurang," kata Henry di lokasi unjuk rasa.
Henry menambahkan, selama 10 tahun terakhir ini juga, petani di Indonesia kehilangan 1,5 juta hektar.
Saat ini lahan-lahan pertanian hilang tergerus oleh korporasi-korporasi besar.
BACA JUGA:Jelang Hari Tani Nasional, Petani Sampaikan 5 Tuntutan Lewat Aksi di Gedung Merah Putih KPK
"Luas lahan sawah kita berkurang hampir 1,5 juta hektare. Jadi sawah kita itu dulu yang katakanlah ada 8 juta sampai 9 juta sekarang mungkin sudah berkurang. Jadi tinggal 7 juta hektar," kata Henry.
Sehingga tidak heran jika selama 10 tahun pemerintahan Jokowi, Indonesia getol mengimpor beras.
"Jadi pemerintahan Jokowi bukan meningkatkan produksi beras, justru selama 10 tahun membuat produksi beras menurun," ujarnya.
BACA JUGA:Tim Akademisi Universitas Trisakti Beri Sekolah Petani, Kembangkan Tikusonic Ramah Lingkungan
Dia pun meminta pada presiden terpilih Prabowo Subianto agar mengembalikan reforma agraria ke jalur yang sebenarnya demi kesejahteraan petani.
Menurutnya, selama pemerintahan Jokowi, reforma agraria telah dimanipulasi.
Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News
Temukan Berita Terkini kami di WhatsApp Channel
Sumber: