Indonesian Heritage Agency: Batik Printing Kurang Pas Disebut Batik, Lebih dari Sekadar Kain Bermotif

Indonesian Heritage Agency: Batik Printing Kurang Pas Disebut Batik, Lebih dari Sekadar Kain Bermotif

Indonesian Heritage Agency: Batik Printing Kurang Pas Disebut Batik, Lebih dari Sekadar Kain Bermotif-Disway/Annisa Amalia Zahro-

JAKARTA, DISWAY.ID-- Saat ini kehadiran industri membuat munculnya proses pembuatan batik print dengan harga yang lebih murah dan proses pembuatan yang lebih cepat.

Hal ini turut menjadi perhatian pemerintah. Pasalnya, batik sendiri merupakan proses pelukisan kain dengan cara "ambatik" atau membatik menggunakan lilin atau malam.

BACA JUGA:Peringati Hari Batik Nasional, APPBI DPD DKI Jakarta Gelar Batik Nusantara Festival

BACA JUGA:Ini Kiat Kemenperin Atasi Industri Batik di Indonesia yang Melemah

Kemudian, kain diolah dengan proses tertentu sehingga memiliki kekhasan.

Metode inilah yang kemudian dinilai sebagai bentuk warisan dunia dan diakui oleh UNESCO pada Representative List of the Intangible Cultural Heritage oof Humanity pada 2009 silam.

"Yang namanya batik itu memang punya filosofi sendiri. Kain printing yang bermotif batik itu bukan (batik) atau mungkin tidak pas disebut sebagai batik," terang Kepala Sub Bagian Umum Museum dan Cagar Budaya Indonesian Heritage Agency Brahmantara, S.T., M.A ketika ditemui di Museum Batik Indonesia, Jakarta, 2 Oktober 2024.

BACA JUGA:Cuma Hari ini! Pakai Batik Bisa Dapat Promo Makanan dan Minuman, Ada Es Teler 77 hingga Kopi Soe

BACA JUGA:Hari Batik Nasional, PNM Berdayakan Pengrajin Batik Lewat Teknik Ecoprint di Kampung Madani

Oleh karena itu, perlu dipahami filosofi batik bukan hanya sebagai produk visual, tetapi juga ekosistem yang mbentuk sehingga menjadikan batik itu ada.

Dalam hal ini, museum memegang peran penting untuk menghadirkan program-program edukasi sehingga substansi dari batik itu sendiri dapat terus dipahami oleh masyarakat Indonesia, terutama anak muda.

"Point of interest dari beberapa program edukasi, tentu salah satunya adalah memberikan pemahaman bahwa yang namanya batik yang sebenarnya itu yang seperti ini. Kemudian turunan dari program itu misalkan membatik, mencanting, dan lain sebagainya itu," papar Bram.

BACA JUGA:Tak Hanya Warisan Budaya, Batik Jadi Identitas Bangsa Indonesia

BACA JUGA:Rayakan Hari Batik Nasional, Kemenperin dan YBI Gelar Pameran Bangga Berbatik

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber:

Berita Terkait

Close Ads