Uni Eropa Akan Naikan Tarif Impor 45 Persen Untuk EV China, Buka Pintu Perang Dingin Ekonomi

Uni Eropa Akan Naikan Tarif Impor 45 Persen Untuk EV China, Buka Pintu Perang Dingin Ekonomi

Banyaknya kendaraan listrik yang masuk negara – negara Eropa membuat Uni Eropa akan naikan tarif impor 45 persen untuk EV China.-reza-

Menteri ekonomi di Spanyol yang mendukung aturan tarif ini juga mengatakan dalam surat harus menjaga negosiasi untuk tetap terbuka.

Selain itu juga harus menyepakati harga serta relokasi produksi baterai ke blok tersebut.

Perdana Menteri Spanyol Pedro Sanchez telah mengatakan dalam kunjungannya ke Tiongkok bahwa UE harus mempertimbangkan kembali posisinya. 

Beberapa anggota UE merasa khawatir dengan tanggapan Beijing, karena langkah ini dianggap sebagai pembalasan.

BACA JUGA:Jadwal Bioskop Trans TV Hari Ini 4 Oktober 2024, Tayang Film Aksi tentang Perang

BACA JUGA:RAPBD Kota Tangerang 2025, Urusan Pendidikan Masih Jadi Prioritas

Pemerintah China pada tahun juga telah mulai melakukan penyelidikannya sendiri terhadap impor produk brendi, susu, dan daging babi dari negara-negara Eropa.

Viktor Orban yang merupakan Perdana Menteri Hongaria memperingatkan pada hari Jumat lalu bahwa Uni Eropa sedang menuju perang dingin ekonomi dengan China.

Meskipun demikian sikap UE terhadap Beijing semakin keras dalam lima tahun terakhir, di mana memandang China sebagai mitra potensial dalam beberapa masalah, tetapi juga sebagai pesaing dan saingan sistemik.

Komisi mengatakan kapasitas produksi cadangan Tiongkok sebesar tiga juta EV per tahun, yang perlu diekspor, dua kali lipat dari ukuran pasar UE. 

Mengingat tarif 100 persen di Amerika Serikat dan Kanada, outlet yang paling jelas untuk EV tersebut adalah Eropa.

BACA JUGA:Ada Event People Fest 2024 di DPR, Dishub DKI Berlakukan Rekayasa Lalu Lintas 4 Oktober

BACA JUGA:Viral Foto P Diddy Tidur Bareng Justin Bieber Beredar di Media Sosial, Benarkah?

Pimpinan eksekutif UE mengatakan bersedia untuk terus merundingkan alternatif tarif dengan China dan dapat memeriksa kembali komitmen harga.

Mulai dari harga impor minimum serta batasan volume impor, meskipun hal ini merupakan penawaran dari perusahan China yang sempat ditolak.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: