Puluhan Siswa Belajar di Bawah Kecemasan Sekolah Rubuh, Dompet Dhuafa Bersama Matahari Store Turun Tangan Pugar Madrasah
Dompet Dhuafa dan Matahari Store lagi-lagi menjalin sinergi untuk memberi dukungan pada pendidikan Indonesia.--Dompet Dhuafa
Pelajaran yang diajarkan adalah materi-materi keagamaan, seperti fikih, akidah, akhlak, hadits, Al-Qur’an, dan lainnya.
Sementara Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) secara aktif dilakukan pada setiap hari Senin hingga Kamis mulai pukul 14.00 hingga 16.00 WIB.
Bagi Rosita dan lima guru lainnya, dalam kondisi cuaca yang buruk, pihak sekolah sebenarnya tak ingin memaksakan siswa-siswa untuk tetap belajar, alasannya kerana keselamatan.
Namun sebagian besar siswa tetap ingin berangkat sekolah.
BACA JUGA:Gandeng Samudera Indonesia, Dompet Dhuafa Wujudkan CSR Program Pendidikan dan Air Bersih di Lampung
Pada kasus-kasus seperti ini, para guru terpaksa harus memindahkan tempat KBM ke masjid, musala, atau rumah warga untuk menghindari risiko atap runtuh.
“Kami (guru-guru) jadi makin semangat mengajar. Anak-anak dan orang tua berharap jangan sampai sekolah libur. Mereka harus terus belajar. Semangat mereka juga sangat tinggi, meskipun angin (datang) hujan (turun), tapi mereka tetap berangkat,” ucap Rosita, yang sudah menjabat selama lima tahun di MDTA Al-Khairiyah itu.
Menurut Rosita yang juga relawan program kesehatan Dompet Dhuafa, para guru MDTA Al-Khairiyah datang mengajar dengan sukarela.
Mereka tidak mengharapkan gaji.
Namun bagaimanapun, beberapa orang tua siswa tetap ingin mengumpulkan infak sebagai apresiasi bagi para pengajar anak-anaknya.
BACA JUGA:Lantangkan Kemerdekaan Palestina, Dompet Dhuafa Bentangkan Bendera Melalui Paralayang
Infak yang terkumpul itu kemudian dikelola Rosita untuk diberikan kepada para guru, setidaknya, sebagai pengganti ongkos perjalanan mereka.
“Penting untuk mendidik anak-anak agar keimanan dan takwa tertanam untuk bekal nanti di akhirat. Alhamdulilah sekarang sudah ada donatur dari para pelanggan Matahari Store yang mau membangun ulang sekolah ini. Sebenarnya mah sudah tidak layak bangunan ini dipakai sekolah. Berhubung tidak ada lagi di sekitar sini sekolah diniyah (agama), ya, mau nggak mau harus terus dilanjutkan. Apalagi anak-anak juga semangat belajarnya,” ucap Ibu Rosita.
Pada Rabu (16/10/2024), proses renovasi sekolah pun dimulai.
Dengan antusiasme tinggi, warga sekitar turut membantu membongkar atap dan genting yang rusak.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: