8 dari 10 Penderita Neuropati Periferal Tak Terdeteksi, Ini Penyebabnya

8 dari 10 Penderita Neuropati Periferal Tak Terdeteksi, Ini Penyebabnya

8 dari 10 Penderita Neuropati Perifetal Tak Terdeteksi, Ini Penyebabnya-Tangkapan Layar-

BACA JUGA:Penderita Serangan Jantung Usia Muda Meningkat 2 Persen Tiap Tahun

Di sisi lain, lanjut Pasaporte, para dokter juga menghadapi sejumlah tantangan berupa kepadatan praktik serta terbatasnya waktu untuk berkonsultasi dengan pasien.

Serta kurangnya kesadaran dan rutinitas dalam mendiagnosis periphetal neuropathy.

Tak ayal, penyakit ini kerap dikenali dan didiagnosis pada tahap yang sudah terlambat, seperti ketika kerusakan saraf sudah berkembang.

Di mana, ketika lebih dari 50 persen serabut saraf sudah rusak, upaya regenerasi saraf tidak lagi memungkinkan.

Oleh karena itu, deteksi dini sangat penting untuk dilakukan demi meningkatkan hasil pengobatan dan kualitas hidup yang lebih baik.

BACA JUGA:Punya Genetik Penderita Jantung, Bisa Dicegah dengan Hidup Sehat?

BACA JUGA:Ini 5 Jenis Buah yang Berpotensi Bikin Gula Darah Naik, Penderita Diabetes Wajib Tahu

Selain itu juga agar saraf yang sudah rusak dapat diregenerasi ketika kerusakan saraf belum berkembang terlalu parah.

Diagnosis dini dan pengobatan yang tepat waktu dapat mencegah perkembangan DPN (Diabetic Peripheral Neuropathy) atau kekambuhan gejala.

Untuk diketahui, neuropati periferal terjadi pada sistem saraf perifer yang berfungsi mengendalikan tubuh, mulai dari sensasi di tangan hingga gerakan otot.

Gejala yang sering muncul pada penderita neuropati periferal seperti mati rasa, kesemuta, rasa seperti ditusuk, hingga nyeri terbakar, terutama pada kaki dan tangan.

BACA JUGA:Terbongkar Voice Notes Penderitaan Dokter Aulia PPDS Undip saat Curhat ke Ayahnya: Kerja 24 Jam, Sekujur Badan Sakit, Sulit Minum

BACA JUGA:Hilirisasi Nikel Halmahera Hanya 5 Persen untuk Baterai Mobil Listrik, Jatam: Penderitaan Masyarakat Lokal Terus Meningkat

Salah satu faktor yang paling sering menyebabkan neuropati periferal adalah diabetes melitus tipe 2.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber:

Berita Terkait

Close Ads