Menilik Polemik Pembatalan Pameran Yos Suprapto secara Objektif, Pakar Budaya Unair: Kurator Memiliki Hak dan Tanggung Jawab

Menilik Polemik Pembatalan Pameran Yos Suprapto secara Objektif, Pakar Budaya Unair: Kurator Memiliki Hak dan Tanggung Jawab

Pakar Budaya Fakultas Ilmu Budaya Universitas Airlangga Puji Karyanto mengajak masyarakat untuk melihat polemik pembatalan pameran Yos Suprapto secara objektif dan mengungkapkan jika kurator memiliki hak dan tanggung jawab.-Annisa Zahro-

BACA JUGA:Resolusi Sehat 2025 Lewat Kampanye #2025MulaiLebihBaik, Tetap Fit Minum Air pH Tinggi

“Pak Yos mempunyai hak untuk mengusulkan lukisan, tapi menurut subjektifitas kuratornya itu tidak sesuai dengan tema. Karena deadlock, akhirnya kurator itu memilih mundur daripada mengkurasi lukisan tersebut,” tutur Puji. 

Ia lantas menyayangkan pembatalan pameran ini karena persiapan yang panjang telah diupayakan Yos.

"Kalau terkait dengan pembatalannya, patut disayangkan karena bagaimanapun pelukisnya sudah menyiapkan jauh-jauh hari dan sudah ada komunikasi dengan kurator,” ucapnya. 

BACA JUGA:LRT Jabodebek Catat Lonjakan Penumpang 132 Persen Selama Pergantian Tahun 2024-2025

BACA JUGA:KPK Panggil Eks Anggota KPU Wahyu Setiawan untuk Usut Kasus Hasto-Harun

Tak hanya itu, ia juga menyinggung pernyataan Menteri Kebudayaan Fadli Zon yang menyebut bahwa karya-karya tersebut terlalu vulgar dan mengandung unsur kritik.

Menurutnya, terdapat banyak aliran dalam seni dan seniman berhak mengekspresikan pikiran serta perasaanya secara bebas melalui karya seni.

“Masing-masing karya seni itu punya segmentasinya. Seniman punya alirannya dan publik juga berhak untuk memilih segmentasi seni mana yang menjadi pilihan atas kebutuhan artistiknya," tandasnya.

BACA JUGA:Terbaru! 7 Game Penghasil Saldo DANA Tercepat 2025

BACA JUGA:5 Pemain Manchester United Siap Hengkang Bulan Januari, Ruben Amorim Beri Lampu Hijau

Di sisi lain, publik juga berhak memilih untuk mengapresiasi karya seni yang sesuai dengan seleranya.

"Seni memungkinkan orang untuk memilih cara berekspresi, tetapi menjadi hak orang juga untuk menilai apakah karya seni itu vulgar, simbolik, atau yang lain-lain,” tambahnya. 

Demikian itu, ia menegaskan bahwa Menteri Kebudayaan merupakan sosok yang seharusnya mewadahi seluruh aliran seni tersebut.

“Kalau Fadli Zon berkomentar sebagai pribadi ya tidak masalah, itu kan selera pribadinya. Kalau sebagai Menteri Kebudayaan, mestinya mewadahi seluruh kemungkinan ekspresi berkesenian karena dia kan menteri kebudayaannya semua aliran,” pungkasnya.

Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News

Temukan Berita Terkini kami di WhatsApp Channel

Sumber:

Berita Terkait

Close Ads