Petani di Pemalang Tertipu Modus Penipuan Masuk Polri hingga Rp900 Juta, Kapolres Sampaikan Faktanya
Seorang Petani di Pemalang, Suratmo, ditipu seorang anggota Polres Pemalang yang tergiur rekrutmen Polri dengan mengeluarkan uang Rp900 Juta-Istimewa-
Kasus penipuan penerimaan Bintara Polri diketahui melibatkan oknum polisi yang berdinas di Polres Pemalang. Gegara aksi tipu-tipu, korban merugi hingga Rp 900 juta.
Suratmo (56) dan Sutijah (59) asal Desa Pelutan, Pemalang rela menjual sawah untuk dijual agar kedua anak mereka bisa lolos seleksi Polri.
Kejadian pada tahun 2020
Suratmo, yang sehari-hari merupakan pembuat gerabah, mengungkapkan awalnya dia bertemu seseorang berinisial WH ketika mengantar bambu.
Saat diminta ke rumah WH, dia melihat foto anggota polisi yang diketahui inisial WT, anak WH.
Dari perkenalan itu, Suratmo lantas bercerita anaknya selalu gagal masuk Polri. WH kemudian mengaku bisa membantu Suratmo, asalkan ada uangnya.
"Saya tanya, 'Pak anak saya pingin jadi polisi'. Terus ditanya, lha sampeyan anake pingin jadi polisi punyanya apa? Sawah, pekarangan, dijual untuk ongkos biar uripe seneng (hidupnya bahagia)," kata Suratmo, Kamis 2 Januari 2025, seraya menirukan percakapannya dengan WH saat itu.
Sepulangnya dari rumah WH, Suratmo kemudian berbicara kepada istrinya. Keduanya memutuskan menjual sawah warisan seluas 2,6 ribu meter persegi. Sawah tersebut laku dengan harga Rp 1 miliar lebih 400 ribu.
"Setelah jual sawah, delapan hari kemudian beliau datang ke rumah, Saya katakan agar dua anak saya bisa masuk polisi. Kalau di awal satu orang Rp 350 juta, ini bisa sisa. Saya katakan juga tak kasih lebih agar anak saya dinasnya jangan jauh-jauh, di Pemalang saja," kata Suratmo.
Uang Rp 900 juta itu tidak diserahkan secara langsung. Suratmo memerinci ada sejumlah momen dia harus menyetorkannya kepada pelaku.
Pertama Rp 75 juta secara tunai, lalu Rp 275 juta secara tunai, kemudian Rp 500 juta lewat transfer, dan yang terakhir Rp 50 juta secara tunai.
"Tidak semuanya langsung diserahkan. Tapi minta apalah namanya DP di waktu berdekatan, ada yang alasannya Pak Kapolres mau pulang kampung, terus kakaknya hajatan, terus terakhir disuruh Polda untuk menggenapi Rp 900 juta," ujar dia.
Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News
Temukan Berita Terkini kami di WhatsApp Channel
Sumber: