Pemerintah Setop Impor Beras dan Gula, Ekonom Ungkap Dampaknya

Pemerintah Setop Impor Beras dan Gula, Ekonom Ungkap Dampaknya

Pemerintah menyetop impor komoditas pangan utama, yang terdiri dari beras, jagung, gula konsumsi, dan garam, di tahun 2025-Disway.id/Bianca Khairunnisa-

JAKARTA, DISWAY.ID - Keputusan Pemerintah untuk menghentikan impor sejumlah komoditas pangan dinilai sebagai keputusan yang ambsius.

Untuk diketahui, Pemerintah menyetop impor komoditas pangan utama, yang terdiri dari beras, jagung, gula konsumsi, dan garam, di tahun 2025. 

BACA JUGA:Bapanas: Harga Beras Dunia Turun Usai Indonesia Berhenti Impor Beras

BACA JUGA:Menanti Kejagung Ungkap 'Mr. James' dalam Dugaan Kasus Impor Minyak

Menurut Ekonom sekaligus Pakar Kebijakan Publik Universitas Pembangunan Nasional Veteran Jakarta, Achmad Nur Hidayat, kebijakan ini tentu patut diapresiasi sebagai langkah untuk memperkuat kemandirian nasional. Kendati begitu, dirinya juga menambahkan bahwa dampak kebijakan ini terhadap stok dan harga pangan domestik memerlukan perhatian serius.

"Ketika impor dihentikan, ketersediaan stok pangan sepenuhnya bergantung pada kemampuan produksi domestik. Jika produktivitas petani tidak optimal atau menghadapi tantangan seperti cuaca ekstrem, serangan hama, atau distribusi yang buruk, maka potensi defisit pasokan sangat besar," ujar Achmad ketika dihubungi oleh Disway pada Jumat 17 Januari 2025.

Selain itu, Achmad melanjutkan, situasi ini juga berpotensi untuk memicu kelangkaan pangan di pasar, yang berpotensi meningkatkan harga secara signifikan. Nantinya, hal ini bisa menciptakan fluktuasi pangan.

"Sebagai contoh, pada komoditas beras, fluktuasi kecil dalam pasokan sering kali langsung tercermin dalam kenaikan harga yang tajam, mengingat peran vital beras sebagai bahan pangan pokok masyarakat Indonesia," jelas Achmad.

BACA JUGA:China Blokir 28 Perusahaan Amerika, Larang Semua Kegiatan Ekspor Impor

Selain itu, harga pangan yang tinggi akan berdampak luas pada daya beli masyarakat, terutama bagi kelompok berpenghasilan rendah yang mengalokasikan sebagian besar penghasilannya untuk kebutuhan pangan. 

Tidak hanya itu, ketidakstabilan harga juga akan menciptakan ketidakpastian bagi sektor bisnis yang terkait dengan pangan, termasuk usaha kecil dan menengah di bidang pengolahan makanan. 

"Tanpa cadangan impor sebagai penyeimbang, ketergantungan pada produksi lokal akan membuat pasar domestik lebih rentan terhadap guncangan eksternal, seperti perubahan iklim atau bencana alam," tutur Achmad.

Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News

Temukan Berita Terkini kami di WhatsApp Channel

Sumber:

Berita Terkait

Close Ads