BPOM Beberkan Risiko Keracunan pada Program Makan Bergizi Gratis Sebesar 76 Persen

Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) RI Taruna Ikrar mengungkapkan seberapa besar kemungkinan terjadinya kejadian luar biasa keracunan pangan (KLB-KP) pada program Makan Bergizi Gratis.-Taruna Ikrar-
JAKARTA, DISWAY.ID - Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) RI Taruna Ikrar mengungkapkan seberapa besar kemungkinan terjadinya kejadian luar biasa keracunan pangan (KLB-KP) pada program Makan Bergizi Gratis.
"Menurut data kami, karena nanti Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi itu akan melibatkan mungkin dari jasa pokok ataupun dari industri rumah tangga, ada peluang (terjadi KLB-KP) sekitar 76 persen," ungkap Taruna usai penandatanganan MoU antara BPOM dan BGN untuk program MBG di Jakarta, 23 Januari 2025.
Oleh karena itu, ia menegaskan pentinggnya upaya mitigasi untuk meminimalisir risiko terebut.
BACA JUGA:Alhamdulillah, BPJPH Apresiasi Komitmen AQUA Bantu UMKM dapat Sertifikasi Halal
"Kalau kita sudah mitigasi, itu probabilitasnya akan menurun sehingga bisa membantu dalam hal, seperti pemadam kebakaran, secepatnya bisa bertindak," tuturnya.
Pasalnya, lambatnya tindakan bisa memicu korban yang lebih banyak dengan tingkat yang lebih berbahaya, bahkan bisa kehilangan jiwa.
Dijelaskannya bahwa suatu peristiwa bisa disebut KLB-KP apabila terdapat lebih dari tiga orang yang menunjukkan gejala keracunan.
BACA JUGA:Ruben Onsu Sebut Presenter Wanita Inisial M yang Kecewakan Dirinya Sudah Minta Maaf, Siapa?
BACA JUGA:Toko Kosmetik di Gambir Diduga Jual Obat Terlarang, Satpol PP Cek Lokasi
Maka dari itu, tindakan cepat pasti dilakukan sebelum lebih banyak lagi anak yang memakan makanan yang diduga menjadi penyebabnya.
"Kejadian luar biasa itu bisa jika ada dua orang atau lebih mengalami keracunan. Itu sudah disebut kejadian luar biasa. Kalau puluhan, kan, termasuk. Jadi sebelum itu terjadi, kita bisa mitigasi."
Dalam hal ketika terjadi keracunan, Taruna menjelaskan, dilakukan proses detoksifikasi dan hidrasi.
"Proses anak-anak yang mengalami mungkin keracunan, tahapan berikutnya bagaimana supaya proses detioksifikasinya bisa lebih baik. Kemudian bagaimana kekurangan atau dehidrasi dan sebagainya".
Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News
Temukan Berita Terkini kami di WhatsApp Channel
Sumber: