BI: Total Factor Productivity Harus Naik untuk Capai Pertumbuhan 8 Persen

BI: Total Factor Productivity Harus Naik untuk Capai Pertumbuhan 8 Persen

Bank Indonesia (BI) menyatakan bahwa agar pertumbuhan perekonomian Indonesia bisa mencapai angka 8 persen, kontribusi produktivitas atau Total Factor Productivity (TFP) harus meningkat rata-rata menjadi 3,61 persen dari hanya 1,37 persen pada periode 2025-Istimewa-

JAKARTA, DISWAY.ID -- Beberapa waktu lalu, Bank Indonesia (BI) menyatakan bahwa agar pertumbuhan perekonomian Indonesia bisa mencapai angka 8 persen, kontribusi produktivitas atau Total Factor Productivity (TFP) harus meningkat rata-rata menjadi 3,61 persen dari hanya 1,37 persen pada periode 2025-2029.

Menurut Ekonom sekaligus Pakar Kebijakan Publik Universitas Pembangunan Nasional Veteran Jakarta, Achmad Nur Hidayat, ini adalah tantangan besar karena sejarah pertumbuhan ekonomi Indonesia selama lima dekade terakhir, menunjukkan bahwa pertumbuhan sering kali lebih banyak didorong oleh ekspansi modal dan tenaga kerja daripada oleh peningkatan efisiensi dan inovasi.

"Indonesia telah menikmati pertumbuhan ekonomi yang stabil dalam beberapa dekade terakhir, dengan rata-rata pertumbuhan sekitar 5 persen per tahun,"ujar Achmad ketika dihubungi oleh Disway pada Sabtu 15 Maret 2025.

BACA JUGA:HORE! Saldo Dana BPNT Ditransfer Lagi, Pastikan NIK KTP Kamu Masuk DTSEN

BACA JUGA:Penerimaan Pajak Menurun, Kemenkeu Akan Lakukan Joint Program

Namun, untuk mencapai 8 persen pada 2029, lanjut Achmad, pemerintah harus melakukan reformasi struktural besar-besaran guna meningkatkan produktivitas di semua sektor ekonomi.

"Tanpa dorongan signifikan terhadap TFP, target ini akan sulit dicapai, karena pertumbuhan berbasis ekspansi modal dan tenaga kerja saja tidak cukup untuk menopang laju ekonomi yang lebih cepat," tambahnya.

Achmad juga menambahkan dalam beberapa dekade terakhir, Indonesia belum pernah secara konsisten mencapai angka tersebut, kecuali dalam beberapa periode ketika didorong oleh faktor eksternal seperti booming komoditas. 

"Jika kita melihat tren historis, mencapai pertumbuhan ekonomi 8 persen dalam lima tahun ke depan adalah target yang sangat ambisius," ucap Achmad.

Menurut Achmad, ada beberapa faktor penghambat yang menyebabkan  target ini sulit dicapai.

BACA JUGA:DPR Disentil, Rapat Revisi UU TNI di Hotel Mewah Jadi Contoh Buruk untuk Rakyat

BACA JUGA:Kapuspen Jawab Pro Kontra Perpanjangan Batas Usia Prajurit dalam Revisi UU TNI, Singgung Regenerasi

Pertama, tren perlambatan produktivitas global juga mempengaruhi Indonesia.

Menurutnya, banyak negara menghadapi tantangan dalam meningkatkan efisiensi dan inovasi di tengah ketidakpastian ekonomi dunia.

Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News

Temukan Berita Terkini kami di WhatsApp Channel

Sumber:

Berita Terkait

Close Ads