Terungkap Korban Pencabulan PPDS Anastesi RS Hasan Sadikin Bandung Tak Hanya Satu Orang, Kepolisian: Semua Pasien
Anggota Komisi VIII DPR RI, Maman Imanul Haq, dengan tegas mendesak pencabutan gelar dokter terhadap PAP (31), seorang residen anestesi dari Program Pendidikan Dokter Spesialis (PPDS) Fakultas Kedokteran Universitas Padjajaran (FK Unpad), -dok disway-
BANDUNG, DISWAY.ID - Jumlah korban dugaan pencabulan PPDS Anastesi RS Hasan Sadikin Bandung tidak hanya satu.
Hal tersebut disampaikan oleh Direktur Reserse Kriminal Umum (Dirkrimum) Polda Jawa Barat, Kombes Surawan yang mengatakan jumlah korban pemerkosaan oleh dokter residen di Rumah Sakit (RS) Hasan Sadikin Bandung bertambah menjadi tiga orang.
Menurutnya, korban adalah pasien yang tengah menjalani pengobatan di rumah sakit dan melaporkan perbuatan dokter PA (31) melalui hotline Polda Jabar.
BACA JUGA:Rp448 Miliar Sisa Dana Hibah Pemilihan Gubernur 2024 Dikembalikan KPU Jakarta
BACA JUGA:Selamat Tinggal Megawati Hangestri! Megatron Berpisah dengan Red Sparks dan Koh Hee Jin
"Ada dua korban (baru), melalui hotline. Dua korban ini bersangkutan (adalah) pasien, peristiwa berbeda dengan yang kami tangani," katanya kepada awak media, Kamis 10 April 2025.
Dijelaskannya, modus yang dipakai diduga dokter cabul ini sama terhadap korban FH, yakni mengambil sampel darah dan korban dibius.
"Rata-rata modusnya sampai dalih (yaitu) mengambil sampel darah, DNA, dan dibius (untuk melakukan) pemerkosaan pada korban," jelasnya.
BACA JUGA:Unduh Video Favoritmu dengan Mudah Pakai SaveFrom.net
Diterangkannya, sejauh ini pihaknya baru memeriksa satu terduga pelaku pemerkosaan, yakni PA, mahasiswa Program Pendidikan Dokter Spesialis (PPDS) Anastesi, Fakultas Kedokteran Universitas Padjajaran (FK Unpad).
Sementara Kabid Humas Polda Jabar, Kombes Hendra Rochmawan menuturkan, pihaknya membuka layanan hotline bagi masyarakat yang pernah menjadi korban pemerkosaan dokter Prigana.
Hendra mendorong agar para korban melaporkan ke pihak berwajib untuk segera diproses perkaranya.
"Jadi, ada kemungkinan (jumlah korban bertambah), tetapi kami menunggu dari korban berikutnya (untuk melapor). Kami membuka layanan laporan lainnya, kami terbuka," paparnya.
Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News
Temukan Berita Terkini kami di WhatsApp Channel
Sumber:
