Fantastis, Adian Taksir Biaya Layanan Aplikasi Ojol: Tembus Rp24,5 Miliar per Hari

Anggota DPR RI dari Fraksi PDIP, Adian Napitupulu. Aplikator memungut biaya dari konsumen di luar dari 20% yang sudah dipotong dari driver-TVR Parlemen-
JAKARTA, DISWAY.ID - Anggota Komisi V DPR RI Fraksi PDI Perjuangan Adian Napitupulu menyoroti biaya yang dipungut aplikator ojek online (Ojol) dari konsumen yang nilainya fantastis.
Dalam konferensi Pers aplikator bersama Menteri Perhubungan tanggal 19 Mei lalu terungkap bahwa ternyata aplikator memungut biaya dari konsumen di luar dari 20 persen yang sudah dipotong dari driver.
BACA JUGA:DPR dan Koalisi Ojol Nasional Tolak Konvensi ILO, Tegaskan Bukan Buruh tapi Mitra
BACA JUGA:Rumitnya Ekosistem Ojol Diungkap Ekonom dan Menhub, Regulasi Tak Bisa Sembarangan
Dalam penjelasannya, aplikator menguraikan bahwa biaya yang dipungut dari konsumen adalah Platform Fee atau biaya Platform atau biaya layanan aplikasi yang lumrah dipungut dalam bisnis aplikasi.
Namun, kata lumrah bukanlah dasar hukum bagi siapapun untuk dibiarkan memungut uang secara terorganisir, masif, terus menerus. Terlebih biaya aplikator itu dipungut jumlah yang sangat besar.
"Jika dilihat dari tampilan layar konsumen saat memesan kendaran roda dua untuk penumpang via aplikasi maka akan tertulis angka Rp 2.000,- untuk biaya jasa aplikasi dan Rp1.000 untuk biaya perjalanan aman di luar itu bisa juga ditemukan biaya lainnya seperti biaya hijau sekitar Rp 500,- mungkin ketiga biaya itulah yang dianggap tidak dipotong dari komisi 20?ri Driver tapi dipungut dari Konsumen dengan dasar "Lumrah" tersebut di atas," kata Adian dalam keterangannya, Jumat 13 Juni 2025.
BACA JUGA:Modantara Sebut Tuntutan Ojol Sangat Bergantung pada Realitas Ekonomi
BACA JUGA:Tanggapan Menhub Soal Protes Driver Ojol: Kami Dengarkan Aspirasi Mereka
Berdasarkan analisis Adian, nilai yang dibebankan aplikator sedianya sudah diungkap dalam diskusi beberapa waktu lalu. Berdasarkan data Komdigi dalam FGD dengan Badan Aspirasi Masyarakat sempat terlontar jumlah driver online baik motor maupun mobil yang menggunakan berbagai aplikasi sekitar 7 juta orang.
Biar mudah menghitungnya maka kita anggap saja semuanya menggunakan angka-angka motor atau roda dua yaitu Rp2.000 biaya jasa aplikasi, Rp1.000 biaya perjalanan aman dan Rp500 biaya hijau atau rata-rata total sekitar Rp 3.500 per sekali perjalanan.
Selanjutnya kita asumsikan saja 7 juta driver itu rata rata setiap hari hanya 1 kali perjalanan dan itu berarti ada 7 juta konsumen setiap hari yang dipungut biaya Lumrah di kisaran Rp3.500.
"Dari angka angka tersebut maka total perharinya bisa mencapai Rp24,5 miliar atau sekitar Rp 8,9 triliun per tahun," beber Adian.
Karena masih hitungan garis besar, sederhana dan dominan asumsi maka hitungan itu sangat mungkin meleset terlalu banyak tapi juga bisa meleset terlalu sedikit, untuk itu maka semoga bila ada RDPU dengan DPR nanti semua angka tersebut bisa diuraikan lebih detail oleh aplikator sehingga lebih mendekati kebenaran.
Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News
Temukan Berita Terkini kami di WhatsApp Channel
Sumber: