Komentar Sinis Pakistan ke Trump yang Masuk Nominasi Nobel Perdamaian Pasca Penyerangan Iran: Harus Dibatalkan!
Pemerintah Pakistan mengumumkan niatnya untuk merekomendasikan Presiden AS Donald Trump sebagai calon penerima Nobel Perdamaian.-ED JONES-AFP-
JAKARTA, DISWAY.ID - Hanya sehari sebelum Amerika Serikat melancarkan serangan udara ke tiga pangkalan senjata nuklir di Iran, Pemerintah Pakistan mengumumkan niatnya untuk merekomendasikan Presiden AS Donald Trump sebagai calon penerima Nobel Perdamaian.
Rekomendasi ini muncul sebagai bentuk apresiasi atas perannya dalam memediasi konflik antara India dan Pakistan, dua negara bersenjata nuklir yang kembali terlibat ketegangan pada awal tahun ini.
Namun, serangan AS ke Iran yang terjadi tak lama setelah pengumuman tersebut langsung memunculkan kecaman keras, bahkan dari dalam Pakistan sendiri, mempertanyakan konsistensi dan kredibilitas nominasi tersebut dilansir dari TIME.
BACA JUGA:Ratusan Kiai Berkumpul di Tegalrejo Magelang Hari Ini, Ada Apa?
Pujian Sebelum Serangan
Dalam pernyataan resmi yang dipublikasikan melalui media sosial, Pemerintah Pakistan menyebut Trump telah menunjukkan "pandangan strategis dan kepemimpinan luar biasa" dalam meredakan ketegangan antara Islamabad dan New Delhi.
“Intervensi ini menjadi bukti nyata perannya sebagai pembawa damai sejati dan komitmennya terhadap penyelesaian konflik melalui dialog,” tulis pernyataan tersebut.
Trump sendiri mengumumkan tercapainya gencatan senjata antara India dan Pakistan pada 10 Mei 2025, setelah, menurutnya, “malam panjang negosiasi yang dimediasi oleh Amerika Serikat.”
Ia juga berterima kasih kepada Wakil Presiden J.D. Vance dan Menteri Luar Negeri Marco Rubio atas kontribusi mereka.
Perdana Menteri Pakistan, Shehbaz Sharif, turut menyampaikan apresiasinya secara terbuka:
"Kami berterima kasih kepada Presiden Trump atas kepemimpinannya dan perannya yang proaktif demi perdamaian di kawasan."
Namun, pernyataan India berbeda. Dalam rilis resminya, India menegaskan bahwa gencatan senjata disepakati secara bilateral, tanpa menyebut peran Amerika Serikat.
BACA JUGA:Vivo Tampil Perdana di Jakarta Fair Kemayoran 2025, Banyak Ragam Kegiatan dan Promo Menarik!
Trump Klaim Tak Akan Dihargai
Setelah pengumuman dari Pakistan, Trump mengunggah pernyataan di Truth Social dengan nada sarkastik, mengklaim dirinya tidak akan pernah diakui oleh komunitas internasional:
“Saya tidak akan mendapat Nobel Perdamaian karena menghentikan perang antara India dan Pakistan... atau antara Serbia dan Kosovo… atau menjaga perdamaian antara Mesir dan Ethiopia,” tulis Trump.
Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News
Temukan Berita Terkini kami di WhatsApp Channel
Sumber:
