Dampak Tarif Trump Harga BBM Pertalite Cs Terancam Naik, Bahlil Siap Negosiasi dengan AS

Dampak Tarif Trump Harga BBM Pertalite Cs Terancam Naik, Bahlil Siap Negosiasi dengan AS

Bahlil ancam AS mogok impor minyak mentah. Hal itu menyusul kebijakan Tarif Trump yang dinilai memberatkan. Negosiasi yang dilakukan Menko Perekonomian Airlangga Hartarto pun belum ada kemajuan.--Istimewa

JAKARTA, DISWAY.ID -- Pernyataan Menteri ESDM Bahlil Lahadalia kali ini patut dipuji. Ia menegaskan tak akan impor minyak mentah dari Amerika Serikat (AS) jika tarif kebijakan Donald Trump tidak turun.

Bahlil mengatakan, Kementeriannya sudah spending belanja minyak mentah AS hingga 15,5 miliar Dolar AS atau setara Rp252 triliun.

Hanya saja, karena kebijakan "Tarif Trump" yang cukup mencekik Indonesia, yakni 32 persen, Bahlil merasa mustahil mengirim kapal minyak dari Negeri Paman Sam.

BACA JUGA:Lamine Yamal Diselidiki Usai Diduga Eksploitasi Penyandang Dwarfisme dalam Pesta Ulang Tahunnya

BACA JUGA:Trump Kirim Rudal Patriot ke Ukraina, Ultimatum 50 Hari untuk Rusia

Bahlil mengatakan, Indonesia akan belanja jika Trump mau menurunkan egonya kepada Prabowo.

"Kami dari ESDM sudah mengalokasikan sekitar 10-15 miliar Dolar AS untuk belanja (minyak) di Amerika. Itu kalau tarif (Trump) juga diturunkan," kata Bahlil di komplek Parlemen, Jakarta, dikutip Selasa, 15 Juli 2025.

Terakhir, ia mengultimatum, jika AS tidak menurunkan kebijakan Tarif Trump yang "mengguncang" dunia itu, maka tidak ada uang yang masuk ke AS dari Indonesia.

"Tapi kalau nggak (Tarif Trump turun), berarti 'kan nggak ada deal dong," tegas Bahlil.

BACA JUGA:MU Sulit Cari Pemain Baru, Ruben Amorim Kontak Eks Gelandang Bayern Munich

BACA JUGA:Simak Cara Cek Status Penerima BSU 2025 Pakai NIK KTP Lewat Aplikasi JMO, Cair Rp600 Ribu ke Rekening!

Negosiasi Tarif Trump Belum Ada Kemajuan

Dalam suratnya, Trump menetapkan tarif 32 persen kepada Indonesia. Maka semua barang dari Tanah Air wajib atas tarif tersebut.

Bahkan Trump mengancam kepada Prabowo agar tidak melawan kebijakan. Maka ia tak segan menaikkan tarif ekspor ke AS lebih tinggi.

Hal itu yang dilakukan AS kepada China. Kemudian diladeni oleh Presiden Tiongkok Xi Jinping. Tapi kedua negara akhirnya sepakat, tuh, tidak ada tarif apapun.

Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News

Temukan Berita Terkini kami di WhatsApp Channel

Sumber:

Berita Terkait

Close Ads